Belanda Kembangkan Alga, Solusi Energi Cinta Bumi
Apa sih yang paling ditakutkan
oleh penduduk Bumi saat ini? Sinyal Wi-Fi tak terdeteksi? Baterai yang cepat
habis? Atau Simbol loading yang tak kunjung usai? Bukan, bukan, dan bukan.
Penduduk Bumi akan lebih khawatir apabila tak ada lagi udara sehat yang dapat
dihirup atau lapisan ozon yang berlubang semakin besar. Dewasa ini kampanye
cinta Bumi seperti hemat listrik, hemat air ataupun kampanye organik semakin
gencar. Tujuannya adalah agar Bumi masih dapat ditinggali hingga jutaan tahun
mendatang. Nah lo!
Kekhawatiran utama penduduk Bumi
salah satunya adalah lapisan ozon yang berlubang semakin besar. Apa saja sih
yang menyebabkan lapisan ozon berlubang? Perlu diketahui bahwa emisi gas asam
arang (CO2) yang berasal dari kendaraan bermotor dan emisi pabrik
dan gas CFC (chloroflorcarbon) merupakan pemicu lubang ozon semakin besar. Dampaknya?
Dari pencairan es di Kutub yang menyebabkan volume air laut meningkat, efek gas
rumah kaca hingga kanker kulit. Seram kan? Pantas dong, kalau lapisan ozon
semakin berlubang akan menimbulkan kekhawatiran khalayak ramai.
![]() |
Source (c) pichost.me |
Selain itu, lalu lintas
penerbangan yang meningkat sebesar 4.7% per tahun memprediksi pada tahun 2032
akan terdapat sebanyak 29.220 yang mengudara. Bisa membayangkan kan betapa
ramainya lalu lintas udara 17 tahun lagi? Bisa bayangkan juga berapa banyak
emisi yang dihasilkan oleh 29.220 unit pesawat terbang yang mengudara tersebut?
Bisa jadi lapisan ozon akan berlubang sebesar benua Afrika kalau begitu ya?
Amsterdam dengan Bandara Schiphol
yang menduduki peringkat ke-5 bandara tersibuk di dunia dengan perubahan 10.1%
dan KLM yang termasuk dalam 10 besar Maskapai terbesar di dunia mulai menyadari
bahwa dibutuhkan bahan bakar dari energi alternatif yang ramah lingkungan. Oleh
sebab itu KLM menggagas ide untuk mengembangkan bahan bakar kerosin yang
berasal dari gangga (algae) yang dapat mengurangi efek gas rumah kaca yang
dihasilkan oleh pembakaran mesin pesawat terbang.
Kita perlu tahu!
Kerosin adalah cairan hidrokarbon yang
tak berwarna dan mudah terbakar. Dia diperoleh dengan cara distilasi fraksional dari petroleum pada
150 °C and 275 °C (rantai karbon dari C12 sampai C15).
Saat ini Kerosin lebih banyak digunakan sebagai bahan bakar mesin jet (lebih
teknikal Avtur, Jet-A, Jet-B, JP-4 atau JP-8).
Nama kerosene diturunkan
dari bahasa Yunani keros (κερωσ, malam).
Kerosin didistilasi langsung dari minyak mentah membutuhkan perawatan khusus,
dalam sebuah unit Merox atauhidrotreater, untuk
mengurangi kadar belerang dan pengaratannya.
Ketika
dibakar, Kerosin akan menghasilkan karbon dioksida, salah satu gas rumah kaca.
Bersamaan dengan pembakaran batu bara, pembakaran kerosin adalah penyumbang
bertambahnya CO2 di atmosfer. Jumlah CO2ini meningkat dengan
cepat di udara semenjak adanya revolusi industri, sehingga saat ini levelnya
mencapai lebih dari 380ppmv, dari sebelumnya yang hanya 180-300ppmv, sehingga
muncullah pemanasan global.
Alternatif bahan bakar dari pengembangbiakkan Alga
Dengan karakteristik mudah
terurai dan memiliki kemampuan untuk menghasilkan bahan bakar jauh lebih banyak
dibandingkan dengan tanaman lain, Alga dapat menjadi solusi bahan bakar masa
depan. Sadar akan hal ini dan merasa memiliki tanggung jawab tinggi sebagai
negara yang berkontribusi di dunia penerbangan, Belanda terlebih dahulu
mencetuskan penelitian lebih lanjut akan kegunaan Alga. Hal ini membuktikan
bahwa Bangsa Belanda memang dianugerahi intelenjensia tinggi untuk senantiasa
melakukan inovasi dan terobosan baru.
![]() |
Source (c) dailytech.com |
Pusat penelitian Jülich telah meneliti
bagaimana membuat bahan bakar pesawat efisien dari Alga agar di masa depan
dengan lalu lintas penerbangan yang semakin meningkat, pesawat dapat beroperasi
menggunakan bahan bakar organik yang tidak berbahaya bagi bumi. Peneliti
mencoba tiga metode untuk mengembangbiakkan alga untuk mengetahui pada kondisi apakah
alga berkembang, dan menghasilkan minyak terbanyak?
Salah satu metodenya adalah
mengembangbiakkan dalam kantung dari bahan sintetis, dalam posisi vertikal. Hal
tersebut bisa dilakukan di dalam atau di udara terbuka. Metode lainnya adalah
dengan menggantungnya dalam posisi melintang. Air menetes melewati tumbuhan itu
hingga ke lantai. Karena ruangan dihangatkan, terciptalah situasi seperti dalam
rumah kaca. Akibatnya, alga tumbuh lebih cepat. Satu kilogram alga mengikat
kira-kira dua kilogram karbondioksida, dan mengubahnya menjadi senyawa organik,
dan terutama menjadi minyak, yang nantinya diolah menjadi kerosin untuk
menggerakkan pesawat terbang. Diharapkan pengembangan bahan bakar ini akan siap
diproduksi dalam skala besar dan menguntungkan perekonomian sekitar 10-20 tahun
mendatang.
![]() |
Source (c) news.algaeworld.org |
Pengembangbiakkan Alga sendiri
dapat ditumbuhkan secara efektif dengan kebutuhan air yang begitu sedikit (hal
ini juga termasuk kegiatan cinta bumi lo!) serta tidak memerlukan lahan yang
luas karena dapat dikembangbiakkan dalam kantong sintetis seperti pada
penjelasan sebelumnya. Selain hemat air, ramah lingkungan (udara) dan lahan,
ternyata pengembangbiakkan Alga dapat menggunakan medium limbah cair. Potensi pengembangan
bahan bakar dari Alga ternyata begitu menguntungkan bagi kelestarian Bumi
bukan?
Berkaca dari kreatifitas dan
segala macam inovasi asal negeri Tulip, seharusnya kita dapat mengikuti napak
tilas mereka untuk senantiasa menciptakan sesuatu yang baru dan memberi manfaat
baik bagi diri sendiri, bangsa dan negara, maupun masyarakat Internasional.
Referensi
7.
Zuhra Ssi. Msi, Cut Fatimah. Proses penyulingan, proses, penggunaan
minyakbumi. Jurusan Kimia, Universitas Sumatera Utara
Comments
Post a comment
Thank you for visiting my blog, kindly leave your comment below :)
In a moment, I can't reply your comments due to error in my account when replying. But I make sure that I read every single comment you leave here :)