Jejak Emas Peradaban Islam dalam Dunia Modern
Dalam serangkaian kegiatan TDI (Tafaqqul Diinil Islam) yang diadakan di Masjid Al-Hikmah,
Universitas Negeri Malang pada hari Sabtu, 5 Oktober 2012 disampaikanlah materi
ceramah mengenai “Perkembangan Ilmu Pengetahuan Islam Modern” oleh Ustadz Yusuf
Hanafi. TDI sendiri merupakan kegiatan wajib bagi mahasiswa baru Universitas
Negeri Malang yang diadakan seminggu sekali di hari Sabtu, selain digunakan
sebagai media dakwah akademis, mahasiswa yang lulus dari program TDI ini
diharapkan bisa menjadi pemimpin masa depan berakhlakul karimah.
Islam sebagai agama rahmatan
lil alamin pernah mengalami masa kejayaan di abad pertengahan, yakni abad
ke-6 hingga abad ke-15, sedangkan pada masa itu Eropa mengalami masa kelam (Dark Middle Age). Masa kelam yang
dialami Eropa itu ditandai dengan miskinnya ilmu pengetahuan yang berkembang di
Eropa, doktrin gereja yang cenderung memusuhi ilmuwan serta kepercayaan rakyat
Eropa terhadap ahli sihir. Di masa kegelapan Eropa itulah, para ilmuwan Muslim
bermunculan yang akhirnya menghasilkan buah pikiran yang diambil alih oleh
masyarakat Eropa sehingga terjadilah Revolusi Ilmu Pengetahuan yang ditandai
dengan Revolusi Industri di Inggris yakni penemuan mesin uap oleh James Watt.
Awal mula kebangkitan Eropa itulah yang menjadi latar
belakang Ust. Yusuf Hanafi untuk menguak perkembangan sains Islam modern yang
sebelumnya sudah terjadi. Ironisnya, meski Islam berkembang lebih cepat dan
lebih maju, sayangnya paradigma masyarakat mengenai perkembangan ilmu
pengetahuan terlanjur berkiblat terhadap para ilmuwan Eropa. Padahal hal yang
mendorong terjadinya penemuan mesin uap itu sendiri berasal dari perkembangan
ilmu pengetahuan Islam yang akhirnya diteruskan dan dikembangkan oleh ilmuwan
Eropa setelahnya.
Sebut saja dataran Andalusia, tempat menetapnya filsuf
terkenal Avisiena (Ibnu Sina) dan Al-Khawarizmi sebagai pusat perkembangan
sains Islam terbesar pada saat itu. Tak heran, Andalusia yang berada di dataran
Eropa berpengaruh pula pada perkembangan sains bagi ilmuwan Eropa itu sendiri.
Ada juga Al- Farghani, Al- Hazeh yang menjadi bapak disiplin ilmu Astronomi
yang kemudian berkembang menjadi ilmu Astronomi modern saat ini. Ada juga Al-
Jahiz, Bapak Biologi yang sebelumnya sudah menemukan hukum seleksi alam, yakni
perlunya adaptasi bagi makhluk hidup untuk menyesuaikan diri dengan perubahan
lingkungan, jauh sebelum Charles Darwin menemukannya. Ada juga Al-Khawarizmi
sebagai bapak teorema Aljabar. Hal ini membuktikan bahwa banyak ilmuwan Islam
yang membeir sumbangsih yang besar terhadap ilmu pengetahuan modern masa kini.
Sayangnya, meski pernah mengalami masa kejayaan, umat Muslim
masa kini terjepit dalam posisi yang bisa dibilang terbelakang. Yang
dimaksudkan disini adalah bangsa Eropa dan Amerika jauh lebih superior dari
umat Muslim itu sendiri. Seharusnya kita sebagai umat Muslim modern berkiblat
terhadap ilmuwan Muslim abad pertengahan untuk berinovasi dan mengembalikan
masa kejayaan Islam di abad modern ini. Untuk itulah, sebagai generasi muda
Muslim kita harus mengembangkan diri, kreatif dan inovatif agar ilmu
pengetahuan Barat kembali berkiblat pada ilmu pengetahuan dari negeri Timur
berbasis lingkungan, prinsip keadilan dan kesejahteraan umat.
Comments
Post a comment
Thank you for visiting my blog, kindly leave your comment below :)
In a moment, I can't reply your comments due to error in my account when replying. But I make sure that I read every single comment you leave here :)