Review Film : Supernova [2014]

Siapa sih yang tidak kenal buku karangan Dee terlaris "Supernova". Setelah mengalami beberapa pergolakan, akhirnya dapur Sunil Soraya berani juga mengangkat kandungan "berat" buah tangan Dee ke layar lebar. Tak tanggung-tanggung, dengan jajaran cast artis top production house, Sunil Soraya diharapkan Supernova meraup animo penonton Indonesia yang lebih besar ketimbang kesuksesan 5cm dua tahun lalu.


Roman bertemu sains, sebuah opus hebat karya sepasang gay Dimas (Hamish Daud) dan Reuben (Arifin Putra). Awalnya mereka bertemu di Washington secara tak sengaja, kebetulan tersebut membawa mereka pada sebuah janji untuk menghasilkan mahakarya terbesar bagi keduanya. Dimas dan Reuben menciptakan kisah fiksi yang lebih dari fiksi, bahkan fiksi mereka terjadi secara nyata dalam dunia paralel.

Alkisah, terdapat seorang Ksatria tampan bernama Ferre (Herjunot Ali) yang jatuh cinta pada seorang putri yang tak mampu Ia raih, Rana (Raline Shah). Jelas sekali bahwa eksekutif muda sukses luar biasa tak bisa menyanding dara cantik jelita yang ternyata adalah istri orang, Arwin (Fedi Nuril). Premis begitu sederhana, perselingkuhan. Di antara perselingkuhan tersebut muncul tokoh netral sebagai jembatan antar karakter, Bintang Jatuh yakni Diva (Paula Verhoeven).


Roman bergenre fiksi sains duet Dimas dan Reuben serta perselingkuhan Rana dan Ferre melebur menjadi satu di dunia idealis sang Diva. Perlahan tapi pasti, film ini menyelipkan makna hidup dibalik dialog antar tokoh yang dibalut dengan sastra tingkat tinggi. Well, film ini tak seklise kelihatannya. Sebenarnya substansi dialognya lah yang cukup membuat penonton kebingungan. Layaknya interstellar, jangan terlalu dipikirkan, Nikmati saja.

Terlepas dari penilaian apakah film ini mirip dengan buku atau tidak, Supernova menyajikan genre baru dalam dunia perfilman Indonesia. Memang telah muncul film yang cukup mindblowing karya anak bangsa, akan tetapi film yang dibalut roman ini terbukti mampu menarik animo penonton karena kulit luarnya yang terlihat dangkal.

Dari setting yang diambil sepanjang film, nampaknya film ini juga menelan dana yang cukup besar. Tidak asal-asalan dalam pembuatan, begitulah rasanya. Konflik dan latar belakang konflik pun dikuliti perlahan dan menarik. Dialog pemeran juga disisipi dengan humor yang cukup manis. Chemistry antar tokoh terbangun dengan baik meski nampaknya akting Paula Verhoeven bisa jadi kelemahan film ini. Tambahan lagi, animasi yang disuguhkan tampak terlalu memaksa dan kurang smooth.



Plot★ ★ ★ ☆  ☆
Akting★ ★ ★ ★ ☆
Musik★ ★ ★ ☆ ☆
Grafis★ ★ ★ ☆ ☆
Overall★ ★ ★ ½  ☆   

Comments