Review Film: Mission Impossible - Rogue Nation [2015]

Di akhir Mission Impossible: Ghost Protocol Ethan Hunt (Tom Cruise) telah diberikan misi untuk mengungkap The Syndicate. Apakah The Syndicate itu? Kita sendiri belum mengetahuinya secara pasti sebelum menonton film besutan Christopher McQuarrie ini. Berjarak hampir empat tahun dari installment keempatnya, kini Tom Cruise beradegan lagi menjadi seorang agen mata-mata di organisasi intelijen terbaik di dunia.


Ethan Hunt termasuk agen yang sulit untuk dijinakkan dan lebih suka mengedepankan insting pribadinya dalam bertindak. Oleh sebab itu, Ethan dianggap berbahaya atau setidaknya membahayak organisasi intelijen Amerika Serikat. Karena Ethan pula, IMF (Impossible Mission Force) organisasi tempat Ethan bernaung dibekukan. Pasalnya Ethan tidak sengaja membiarkan dirinya tertangkap oleh organisai yang tengah dia investigasi, The Syndicate. William Brandt (Jeremy Renner) tidak dapat melakukan apapun ketika Hunley (Alec Baldwin) membekukan organisasi yang kini dikepalainya.


Dalam penangkapan The Syndicate, Ethan sempat terbantu oleh kehadiran Ilsa (Rebecca Ferguson) yang ternyata adalah mata-mata Inggris. Pembekuan IMF lantas tak membuat investigasi Ethan terhadap The Syndicate berhenti, justru dia dan sahabat karibnya Benji (Simon Pegg) semakin bersikeras untuk mengungkap siapa dalang di balik terbentuknya The Syndicate. The Syndicate sendiri adalah organisasi inte yang disalahgunakan untuk menyebarkan teror dan membuat perubahan dengan cara mengorbankan orang-orang tak bersalah, serta bertanggung jawab atas segala macam insiden besar yang terjadi di dunia.

Mission Impossible sendiri memiliki karakter yang hampir sejenis dengan James Bond. Perbedaannya, MI merupakan agen spesial Amerika sementara James Bond dan MI6 adalah kebanggaan negara Ratu Elizabeth. Dalam film ini Ethan digambarkan sedikit manusiawi dan terlalu emosional. Yang penulis suka dari film ini adalah trik saling tipu antar agen intelijen. Bagaikan mengupas kulit bawang, inti film ini nantinya akan dikupas selapis demi selapis tiap menitnya. Tidak heran, sebab film yang dibintangi Tom Cruise memiliki karakteristik serupa, meminta penontonnya untuk memutar otak sedikit lebih keras.



Yang patut diapresiasi dari film ini adalah kesungguhan Tom Cruise, yang menurut pengakuannya tidak menggunakan stuntman bahkan untuk adegan berbahaya sekalipun. Padahal Tom Cruise sudah menginjak usia senja. Selain itu plot yang berlapis-lapis dan adegan aksi yang maksimal tak lepas dari hal yang tak boleh dilewatkan dari film ini. Bahkan Ghost Protocol dengan adegan aksi yang sedemikian rupa pun bisa saja dikalahkan oleh adegan yang ada dalam film ini.

Akting dari Rebecca Ferguson juga perlu diapresiasi, dimana dia bisa memerankan double agent yang sulit ditebak dengan baik. Benar-benar akting yang bagus. Meski begitu peran antagonis dalam film ini Solomon Lane (Sean Harris) kurang dominan. Patut dimaklumi karena Lane memang bekerja menggunakan otak ketimbang aksi, akan tetapi masih kurang greget.


Plot★ ★ ★ ★ ☆
Akting★ ★ ★ ★ ☆
Musik★ ★ ★ ★ ☆
Grafis★ ★ ★ ★ ☆
Overall★ ★ ★ ★ ☆   

Comments