Overly Obsessed into Something

Dunia internet Indonesia tengah dihebohkan oleh sesosok remaja putri yang dianggap "labil", "sampah masyarakat", "perusak moral bangsa", dan julukan negatif lainnya dengan avatar terkenal @awkarin. Well, memang gak semua orang bisa menjustifikasi Karin Novilda (awkarin) positif namun segala hal di dunia ini memang bagaikan dua sisi mata uang bukan? Negatif dan positif. Dan pada akhirnya postingan ini bukan tentang menyikapi atau lagi-lagi melempar justifikasi pada si Karin ini. Namun postingan turun lebih ke kontemplasi dan introspeksi diri penulis sendiri berkaca dari kejadian Karin Novilda ini.


Rasanya gak perlu panjang lebar ya, semua netizen atau lebih tepatnya sebagian besar netizen Indonesia sudah kepo dan bisa baca sendiri cerita Karin itu gimana. Namun yang penulis highligh dalam postingan ini adalah "OBSESI BERLEBIHAN" terhadap sesuatu, that's why the headline of this post is OVERLY OBSESSED INTO SOMETHING. Karena gak cuma Karin yang overly obsessed terhadap mantannya, Gaga Muhammad, namun penulis juga sering banget mengalami obsesi berlebih pada suatu hal seperti Karin.

Dan seperti dalil-dalil religius yang penulis dengar dan baca, "Segala sesuatu yang berlebihan itu tidak baik."

The problem is...
*curhatan dimulai dari sini*
I feel that I'm overly obsessed into Kpop nowadays. Yaaaa kalau dilihat-lihat isi tweet penulis selama beberapa bulan terakhir atau mungkin setengah tahun terakhir parah banget sama postingan Kpop. I have been overly into Kpop recent times and maybe for months later.

Yang paling baru adalah penulis akhir-akhir ini terlalu memperhatikan grup debutan SM yang baru, SMRookies NCT. Dan berawal dari situ, penulis yang beberapa waktu terlalu ngebias Jaehyun sekarang jadi terlalu ngebias Yuta. Ya analoginya sih kalau di EXO Jaehyun itu D.O (bias utama) dan Yuta itu Xiumin (bias kedua). Masalahnya adalah justru bias kedualah yang sering muncul di mimpi penulis karena penulis kinda obsessed to them. Ya entah emang terlalu kepo tentang mereka atau gimana, yang jelas Yuta akhir-akhir ini seriiiiiiiiing banget muncul di mimpi penulis (sama seperti kasus Xiumin ketika penulis terlalu obsessed ke EXO). Dan mimpinya itu suka mimpi yang xxx gitu.


Even more, I don't know whether it's a good thing or a bad thing, karena Yuta jugalah penulis ingin mempelajari bahasa Jepang lagi setelah penulis tinggalkan beberapa tahun lamanya. Dulu penulis kan otaku ya jadi sedikit banyak bisa bahasa Jepang tapi kemudian give up begitu saja dan sekarang ingin mulai lagi dari awal. Karena Yuta pula penulis jadi rakus, pengen sekalian belajar bahasa Korea dan Jerman sekaligus belajar bahasa Jepang, nah lo!

It seems like it is a bad thing when our obsession drag us into deep dark abyss has no surface, it continuously drags us to be unproductive. Dan ya, penulis rasa jadinya kayak gitu. Setiap hari, setiap penulis punya waktu yang dilakukan penulis adalah surfing Youtube, search keyword Nakamoto Yuta, dan lalalalilili fangirlingan sampe tidur lagi instead of studying or maybe learning or perhaps creating something worth to share. Positively, penulis jadi giat nulis lagi dalam bentuk FF yang lagi-lagi juga gak nyampe di meja editor penerbit *deepsigh*

Ya sekali lagi terobsesi berlebihan pada sesuatu itu engga baik ya apapun bentuknya. Entah sama pacar atau sama bias. Toh ya kalau dipikir-pikir kemungkinan bisa ketemu bias, Yuta misalnya, itu sangat kecil banget apalagi penulis hanyalah international fans gratisan *cry*.


Dan mungkin karena kegilaan fangirl ini penulis akhirnya gak fokus mencari mata pencaharian, entahlah penulis sendiri gak tahu masa depan penulis akan gimana dan apa yang diinginkan penulis saat ini? Who knows? I just let my life go with the flow.

Memang sekali terjun ke dunia Kpop rasanya kita gak akan pernah bisa menemukan pintu keluar ke realita. Kayak terjebak di labirin Kpop gitu aja. Sempat penulis berpikir untuk berhenti dan penulis udah mulai agak bosan sebenarnya sama EXO, terbukti dari menurunnya kekepoan penulis terhadap berita EXO. Eh satu bibit muncul lagi, yakni bibit NCT. Ya begini risiko jadi fangirl gak kuat iman, gak bisa liat cogan lewat bentar aja langsung disantap deh. Usia penulis ini sudah usia yang mumpuni untuk mencari mata pencaharian daripada seharian nganggur di kamar mantengin laptop dan fangirlingan. Tapi apa daya Yang Kuasa juga belum menurunkan rejeki, atau mungkin penulis saja yang kurang memohon rejeki untuk diturunkan karena dedek-dedek gemes ini? Yah mungkin.

Selain overly obsessed pada pacar dan bias, overly obsessed pada cita-cita juga gak begitu baik sih. Gak baik dalam arti kalau kita menghalalkan segala cara untuk mendapatkannya. Lebih baik berjuang dan banyak berdoa saja. Tapi emang penulis juga bukan tipikal orang yang set a goals and have to achieve it. Penulis itu tipe orang yang failed thousand times, learn million times. Jadi penulis lebih menekankan ke pengalaman dan pembelajaran yang penulis dapat dari kegagalan itu. Kegagalan mah udah jadi makanan sehari-hari penulis jadi penulis ini cepet banget move on dari rasa kecewa. Dan penulis juga alhamdulillah wa syukurillah engga terlalu obsessed banget sampai harus menjatuhkan orang lain demi mendapatkan goal penulis atau sok-sokan misterius dan gak berbagi informasi dengan rekan, that's not so me but I know the one who did that kkkkk. Ya apasih faedah sok-sokan nyimpen semuanya sendiri gitu? Takut dibilang kalah karena gagal? People really don't give a fuck for what you've achieved or your failure babe. Ya kecuali kamu Karin Novilda *grin*

Udah sih, segini dulu aja curhat gak jelas malam ini. Lagi-lagi postingan ini tidak menyindir, menyinggung, atau menghina pihak manapun namun murni introspeksi penulis yang lagi galau karena sampai saat ini masih nganggur dan jadi seorang fangirl bangkotan yang gak pensiun-pensiun. Bismillahirrohmanirrahim~ semoga setelah postingan ini turun penulis dapat kabar gembira misalnya diterima di kerja di tempat yang bagus dan penulis impikan atau mendapatkan beasiswa buat lanjut sekolah, syukur-syukur sih dapat dua-duanya. Yaaaaay!!

Comments