"Kenapa Selalu Sendirian? Cari Teman Dong!"


Aku sudah bilang kalau aku ini sebetulnya orang yang introvert, artinya orang yang nyaman dengan diri sendiri. Ada pemahaman yang salah dari seorang introvert, banyak orang bilang mereka pemalu dan menarik diri padahal sebenarnya tidak. Introvert juga tetap bersosialiasi kok, hanya saja frekuensinya tidak sesering ekstrovert. Bagi kami, socializing itu exhausting dan wasting time, apalagi kalau dihabiskan dengan orang yang tidak tepat. Makanya kami lebih suka mengurung diri di kamar untuk me-recharge energi.

Sebetulnya sebelum jadi introvert seperti saat ini tuh aku cukup ekstrovert, punya teman banyak, dikenal di mana-mana, jaringan pertemanan luas. Tapi karena satu dan lain hal aku berubah 180 derajat. Dari yang semula aku berprinsip punya banyak teman itu makin baik, kini aku berpikir bahwa punya teman itu sedikit saja yang penting setia.

Dan kegiatanku hang out sama teman-teman pun makin berkurang, aku lebih suka pulang usai kuliah. Berpergian kemanapun sendirian. Karena aku tahu aku nyaman dengan diriku sendiri, tanpa ditemani pun oke-oke aja. Lagian aku malas juga sih berurusan dengan teman yang suka ribet, "Eh aku nggak bisa sekarang nih, minggu depan aja ya." Atau teman yang kebanyakan alasan dan janji palsu saat diajak jalan. Once you denied then I won't ask you to join again, or worse I won't ever ask you to meet.


Siapa sih yang masih suka nunggu-nunggu teman hanya buat nonton atau belanja? Kalau aku sih ogah ya, toh aku bisa berangkat sendiri.

Sayangnya karena aku terlalu nyaman dengan diri sendiri dan suka berpetualan sendirian, banyak banget orang-orang di sekitarku yang tanya, "Kenapa selalu sendirian? Cari teman dong," atau "Get a friend, dude." Wahai pembaca yang budiman, aku punya teman kok.

Salah satu alasan kenapa aku jarang memposting fotoku bersama teman-teman di halaman sosial media adalah rasa trauma. Iya, aku trauma. Once I had a close friend, turns out she did bad things to me and everything else. I used to post our photos in social media, said that she's my best friend and else. However it didn't go well. So, because of that I choose to post my own pictures more often than being with my friend.

Kini aku sadar untuk menjaga suatu hubungan pertemanan atau persahabatan tidak perlu posting foto bareng buat dipamerkan. Kalau lagi kangen atau pengen aja baru di-post, else ya nggak akan aku post. Jadi kalau kalian tiap kali liat aku foto sendirian, itu karena aku ingin menghindari konflik yang sama. Gitu aja sih.

Dan semakin dewasa aku berpikir kalau bertemu teman tapi tetap sibuk dengan smartphone itu nggak etis. Mungkin banyak yang berharap kalau aku sering-sering foto kegiatan sosialisasiku selama di Inggris, "Cari teman dong. Lalu foto bareng." Tapi kembali ke alasan pertama tadi, aku nggak mau banyak-banyak mengumbar kehidupan sosialku di SNS.


Alasan kedua adalah karena aku ingin melewati momen bareng mereka. Hal ini sudah kulakukan sejak di Indonesia sih, setiap kali bertemu dengan orang-orang atau teman-teman aku selalu menyimpan handphoneku di tas. Jadi panggilan atau WA apapun gak bakal kugubris karena aku kondisinya sedang bertemu dengan orang lain. Karena hal ini, kadang kami sampai lupa waktu ngobrol dan akhirnya jarang berfoto bersama. Tapi ada kok saat-saat di mana kami ingin mengabadikan momen pertemuan itu dengan foto bareng dan nggak jarang juga tetap aku post di SNS.

Being introvert doesn't mean being lonely. Ya, aku nggak kesepian kok karena aku membahagiakan diri sendiri dengan berkutat serta tenggelam dalam kontemplasi. Kalau pun aku merasa butuh bertemu orang ya aku akan menemui mereka. Aku tetap bersosialisasi seperti biasa meskipun hang out atau party itu melelahkan.

Kalau dipikir-pikir lagi, aku tidak se-introvert itu. Buktinya aku masih pandai berkenalan dengan orang-orang asing dan engaging conversation. Intinya aku berlaku sesuai tempat dan keadaan aja. Contohnya kemarin saat aku diundang untuk pesta Thanksgiving di tempat teman sekelasku, Rochelle.


Aku bertemu banyak orang asing, teman dari temannya Rochelle, temannya Rochelle, dll. Dan aku pun menawarkan diri untuk berjabat tangan dan kenalan dengan mereka. Mencoba memulai pembicaraan dengan orang asing juga. However, nggak mungkin dong aku memvideokan atau mengambil gambar soal hal ini lalu mempostingnya di sosial media sebagai bukti bahwa aku bersosialisasi dengan baik.

Intinya teman-teman, meski di vlog atau instagram, atau facebook aku selalu foto sendirian, bukan berarti aku sendirian. Aku memang agak-agak antisosial dengan memilih untuk tidak join Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) atau organisasi lainnya. Tapi aku tetap menjalankan tugasku sebagai makhluk sosial dengan bercengkerama pakai caraku sendiri. I love myself, I love being alone, but I don't forget to engage social relationship. Jadi, jangan khawatirkan kesendirianku ya. Aku aja nggak khawatir, kenapa kalian khawatir?

Comments