Trik #TemanJenius Mengatur Keuangan dengan Jenius BTPN


Mengatur keuangan apalagi bagi seseorang yang baru saja mendapatkan gaji pertama sebenarnya agak menantang. Banyaknya keinginan untuk memanjakan diri serta tuntutan untuk memikirkan masa depan seringkali menjadi dilema dalam menentukan pengaturan keuangan pribadi. Apalagi zaman sekarang muncul akun-akun financial planning yang cenderung menakut-nakuti seseorang apabila mereka tidak mengalokasikan dana yang cukup untuk masa depan. Percaya atau tidak, tidak semua orang mau ditakut-takuti akan jadi miskin di masa tua nanti. Dan tidak semua orang juga mendapatkan gaji dengan standar minimal di Jakarta. Jadi, bagaimana sih sebenarnya kita bisa mengalokasikan keuangan tanpa merasa terbebani dan justru happy?

Berdasarkan pengalaman pribadiku dalam mengelola keuangan, aku memanfaatkan hampir semua fitur Jenius BTPN. Dengan gabungan antara fitur Jenius BTPN yang sangat memudahkan dalam pengaturan keuangan ditambah dengan ilmu Behavioural Finance, aku mendapatkan ide untuk menabung tanpa merasa terbebani. Bahkan sejak menggunakan Jenius pada tahun 2018 lalu, arus kas-ku justru lebih terkendali.

Aku menggabungkan penggunaan Jenius BTPN dengan Money Manager, sebuah resep yang sebenarnya diturunkan oleh temanku dari Inggris. Dalam teori Behavioural Finance, agar kita jadi lebih aware terhadap uang yang dibelanjakan, ada perlakuan bernama salience. Aku memanfaatkan perlakuan salience tersebut dengan cara rutin mencatat pengeluaran di Money Manager. Dulunya, aku menggunakannya hanya untuk mencatat pengeluaran saja tapi kini meningkat hingga penentuan budget. Sebuah fitur yang akan jadi sangat berguna bila Jenius BTPN menyediakannya, seperti Monzo.

Beberapa hal yang kulakukan untuk mengoptimalkan financial planning dengan fitur Jenius BTPN antara lain:
  1. Memanfaatkan fitur Currency sebagai passive income dan penahan saldo belanja
  2. Aku baru memanfaatkan fitur Currency ini dalam dua bulan terakhir. Ide menggunakan fitur ini sebenarnya adalah 'Investasi' karena aku belum bisa trading saham dengan alasan tertentu. Oleh sebab itu, aku mencoba untuk mensimulasikan trading saham dengan 'investasi' di fitur Currency Jenius BTPN. Ada 4 mata uang yang disediakan dalam fitur ini: USD (Dolar Amerika), GBP (Poundsterling), JPY (Yen), dan SGD (Singapore Dollar). Ketika ada dana, aku pecah saldo tabungan Jenius BTPN-ku ke dalam 4 mata uang ini. Mengenai presentasenya, tidak ada aturan khusus. Namun aku selalu membeli currency berharga murah dengan jumlah yang lebih banyak. Formula untuk trading currency sama seperti saham: beli saat murah, jual saat mahal. Aku baru menjual currency yang aku punya di Jenius BTPN ketika harganya di atas harga yang aku beli. Beberapa waktu lalu, aku mendapatkan untung dari penjualan GBP yang semula rate-nya Rp 17.500 menjadi Rp 18.300. Untungnya mungkin tidak seberapa tapi cukup memberikan gambaran mengenai trading saham (yang akan kulakukan di lain waktu). Tambahan lagi, dengan menabung currency di Jenius BTPN dan menggunakan prinsip jual saat mahal, hal tersebut membuat kita jadi sedikit menahan rasa untuk terburu-buru menjual currency. Implikasinya adalah pengeluaran dapat dijaga dengan wajar. Gimana? Apakah kamu juga tertarik untuk menabung mata uang asing di Jenius BTPN?
  3. Memanfaatkan Dream Saver sebagai tabungan liburan
  4. Fitur menabung kedua yang juga bikin happy adalah Dream Saver. Fitur ini memungkinkan kita untuk menabung secara teratur tanpa harus memaksakan diri atau lupa bahwa kita punya target. Banyak orang bilang bahwa mimpi yang terwujud adalah mimpi yang ditulis. Dream Saver rupanya mengadopsi teori tersebut. Dengan kita menulis tujuan (travelling/nonton konser/beli barang) di Dream Saver, maka kita akan termotivasi untuk memenuhi impian itu. Untuk jalan-jalan ke Singapura bulan ini, aku telah memanfaatkan fitur Jenius BTPN Dream Saver ini. Goals yang kubuat adalah budget liburanku di Singapura, agar lebih mudah aku set auto-debit tabungan (otomatis potong saldo) secara harian. Jadi, secara tidak sadar aku menabung tiap hari sebesar Rp 15.000. Cara menabung harian ini tentu lebih mudah daripada menyisihkan budget di awal bulan atau di akhir bulan. Ide ini aku dapatkan dari sebuah tulisan di blog Monzo. Fitur Dream Saver ini sebenarnya mirip juga dengan fitur Pots di Monzo, dan tahukah kamu bahwa 52 weeks challenge ini justru membantu seseorang untuk lebih konsisten menabung dengan cara yang tidak menyakitkan?
  5. Memanfaatkan Maxi Saver sebelum mengelola dana untuk dijadikan long term investment
  6. Ada satu lagi fitur Jenius BTPN yang sangat berguna, terutama bagi kamu yang memiliki penghasilan besar yakni Maxi Saver. Pegawai baru biasanya sering mendapatkan durian runtuh tapi masih bingung dalam menentukan instrumen keuangan yang menguntungkan untuk investasi. Jenius BTPN menyediakan Maxi Saver yaitu deposito dengan jangka waktu (tenor) yang bisa kamu tentukan sendiri dan bunga menarik yakni 6.0% p.a. Kalau kamu bingung hendak mendistribusikan dana kemana, saranku lebih baik ambil Deposito jangka pendek di Jenius BTPN Maxi Saver. Setelah kamu mencari tahu sejumlah instrumen keuangan yang meyakinkan, kamu bisa mulai memutar dana dengan berinvestasi di instrumen yang kamu inginkan. Lagipula, memiliki deposito tidak ada salahnya juga kan?
  7. Memanfaatkan fitur Flexi Saver sebagai pengatur pengeluaran harian
  8. Selanjutnya adalah cara yang paling mudah tapi lama-lama dapat meningkatkan konsistensi menabung dan mengerem kebiasaan belanja yakni fitur Flexi Saver. Fitur ini berfungsi untuk membatasi jumlah saldo aktif di kartu debit Jenius. Jadi, kita dapat mengambil atau memasukkan sejumlah dana di Flexi Saver dengan bebas. Aku mempergunakan Flexi Saver ini seperti aku menggunakan akun kedua di akun rekening Bank di UK. Dulu, aku memecah satu akun rekening bank ke dalam beberapa pos: long term saving, rents, dan short term saving. Jadi dengan demikian aku bisa mengatur seberapa banyak uang yang akan aku keluarkan dalam sehari dan membiarkan sisanya mengendap di tabungan short term saving tersebut. Hal ini cukup membantu impulsive shopper/spender seperti aku untuk menahan hasrat membelanjakan uang. Mau mencoba juga?

Selain untuk financial planning, Jenius BTPN juga menyediakan fitur yang sangat berguna untuk bersosialisasi dengan rekan-rekan yaitu: Split Bill! Tanpa susah payah mengumpulkan uang untuk membayar tagihan makan bersama, rekan sesama pengguna Jenius dapat ditagih hanya dengan memasukkan nominal tagihan saja. Aku sangat bersyukur Jenius BTPN membekali digital banking mereka dengan fitur ini. Ketika hang out saat weekend, budget dapat diatur sedemikian rupa dan voila! Split bill dapat dilakukan tanpa perlu khawatir uang nyangkut di teman dan tak tertagih! Oleh sebab itu, aku mendorong teman-temanku untuk mulai menjadi smart banking customer dengan menggunakan Jenius BTPN. Dan dunia harus tahu bahwa fitur-fitur Jenius BTPN memang se-Jenius itu sehingga memudahkan seseorang untuk jadi lebih aware terhadap pengeluaran mereka dan bisa menabung dengan sederhana juga bahagia.

Tak hanya itu, seperti yang sudah kujelaskan di tulisan ini debit Jenius BTPN sudah contactless, yang artinya bisa digunakan sebagai alat pembayaran tanpa harus menggesek atau memasukkan PIN. Tingkat keamanan dan perlindungan dari pencurian data untuk debit contactless sangat rendah, jadi bisa dipastikan cukup aman. Kehadiran fitur contactless ini juga memudahkan nasabah Jenius BTPN bisa bertansaksi lebih mudah di luar negeri, pada umumnya EDC di luar negeri sudah universal dan sejumlah transportasi umum telah mendukung Visa debit contactless. Pasti, kartu debit Jenius BTPN sangat berguna jika digunakan untuk jalan-jalan ke luar negeri deh!

Jenius BTPN memang benar-benar digital banking pertama di Indonesia yang mengadopsi fitur-fitur keuangan terlengkap dan sangat bermanfaat. Aku jamin kamu bakal menyesal kalau nggak segera punya Jenius BTPN di zaman yang sudah sangat modern ini. Pasalnya kamu bisa mengatur keuangan dengan cara yang sederhana, mudah, dan membahagiakan tapi kamu juga bisa bertransaksi hampir frictionless seperti pengalaman banking di luar negeri. Mantap bukan?



Comments