Review Album: The Book of Us - The Demon [2020]


Belum pernah sekalipun aku merasa sangat sedih saat artis kesukaanku comeback, biasanya selalu diliputi rasa takjub dan bahagia atau deg-degan. Comeback DAY6 ini merupakan yang pertama bagiku dan cukup berbeda daripada yang sudah-sudah. Butuh waktu juga hingga akhirnya aku menuliskan album review mereka. Bukan karena aku tidak mencintai mereka tapi karena aku harus membuat mentalku siap dulu.

Saat MV title track mereka untuk album The Book of Us: The Demon dengan judul Zombie ini dirilis, aku tetap menontonnya untuk kali pertama. Bahkan aku tergolong ke dalam 43 viewers pertama. Nada lagu ini sedikit banyak mengingatkanku pada band lokal Indonesia, Peterpan. Padahal Jae sudah bilang kalau lagu ini akan jadi fusion hip-hop dengan apalah itu. Tetap saja masuknya ke telingaku lagu Peterpan. Kalau dibandingkan dengan Sweet Chaos atau Time of Our Life, Zombie lebih chill. Namun ketika sudah membaca liriknya, lagu ini sangat sedih. Benar-benar sangat sedih. Entah apakah semesta yang mendukung atau memang keadaan sedang tidak memungkinkan, Zombie bagaikan soundtrack hidupku saat itu. 

Hidup berputar di lingkaran itu-itu saja, nggak ada yang istimewa di hari esok. Nggak ada yang bisa kita lakukan untuk mengubahnya. Hidup bagaikan zombie, nggak punya otak dan hati. Sejak kapan aku jadi begini? Yang bisa kulakukan cuma menunggu sampai aku menutup mata nanti.

Apakah memang itu yang sedang dirasakan Jae saat menciptakan lagu ini? Ini bukan soal patah hati lagi tapi soal hidup tanpa tujuan. Nggak ada artinya, meaningless life. Mungkin karena sempat bias atau memang melodi dan ritme lagu ini earworming, kali pertama mendengarkannya aku langsung suka. Bahkan lagu ini juga tergolong mudah untuk dinyanyikan, tidak ada nada-nada tinggi, tapi mengena dalam hati. Depresif. Iya Depresif.


Lanjut ke track pertama Day and Night, intronya sudah terdengar festive dan uplifting. Namun suara Wonpil di bagian lagu diikuti oleh suara Jae, perlahan membawa suasana sendu ke dalam lagu ini. Awalnya kuduga lagu ini akan menjadi seperti Like That Sun, namun aku salah, lagu ini lebih ke For Me. Bright tapi galau. Yeah well, DAY6 memang spesialis lagu galau. Di lagu ini base utama DAY6 sebagai band rock tidak terlihat. Justru lagu ini terdengar pop sekali. Buat kalian yang nggak terlalu suka rock berat bisa jadi suka dengan track 1 ini.

Selanjutnya ada TickTock ciptaan Jae lagi, dari intro saja aku sudah cinta dengan lagu ini. Petikan gitar ala-ala band rock yang kusuka banget. Ditambah lagi suara Brian sebagai pembuka lagu, gaya nyanyinya agak malas. Sedikit banyak mengingatkanku pada era emo tahun 2008 lalu. So far, lagu ini mengembalikan vibe rock DAY6 dengan sedikit tweak instrumen eksentrik. DAY6 berhasil mengoptimalkan kreatifitas mereka dan keluar dari zona nyaman. Tetap galau sih, bagian refrain tetap menyayat hati tapi ada tweak yang patut diapresiasi. Lagu ini seolah-olah memang tercipta untuk Sungjin, begitu masuk ke part dia lagu ini langsung hidup. TickTock paling tepat didengarkan di kala hujan dan berada di dalam bus ketika hari sudah gelap.

Sepertinya aku harus menyampaikan ungkapan terima kasih khusus untuk Jae yang sudah menciptakan lagu ini dan bilang bahwa lagu ini adalah salah satu favoritnya. Well, lagu ini juga jadi favoritku karena vibe rock dan darknya.

Usai galau-galauan, ada irama yang agak uplifting dari Love Me or Leave Me. Dibuka oleh suara Wonpil, perlahan lagu ini naik ke festive feeling. Begitu mendengarkan bagian reff lagu ini, aku langsung terbayang konser DAY6 dengan lampu panggung yang mentereng. Ada unsur EDM juga di dalam lagu ini. Hingga di track ke-4 aku menyadari bahwa DAY6 semakin tumbuh. DAY6 semakin bereksperimen dengan lagu-lagu yang mereka tulis. Sekali lagi, ini merupakan hal yang harus diapresiasi.


Akhirnya di track 5 yaitu STOP, DAY6 kembali menyuguhkan heavy rock yang selalu jadi heavy rotationku. Intro STOP berat, mengingatkanku pada 121U dan Rescue Me. Namun STOP tidak se-berisik Rescue Me. Tetap saja, heavy rock semacam ini bagaikan menarikku ke masa rock tahun 70-90an. Nggak salah kalau DAY6 dibilang versatile band, karena musik mereka range-nya benar-benar luas. Nggak hanya heavy gitar riff saja, DAY6 menambahkan synth yang memperkaya lagu ini. Mungkin satu kekurangan lagu ini, vokal member agak sedikit kalah oleh instrumen yang suaranya lebih berat dan kompleks.

Thanks DAY6 for bringing back the rock genre that I always love to life.

1 to 10 sebagai track ke-6 mengusung intro dengan bass yang agak kentara jelas ditambah vokal Wonpil dan Sungjin. Sebuah permulaan yang menarik. Dilanjutkan dengan chorus yang dinyanyikan apik oleh Brian. Lagu ini lagi-lagi terdengar berasal dari era lawas. Kalau di Remember Us, Days Gone By adalah satu-satunya lagu bernuansa 80s. Maka DAY6 mengembalikan 80s vibe ke dalam lagu ini di album The Demon ini. Another my cup of tea. Pokoknya kalau sudah kena rock-rock lawas seperti ini, aku sudah pasti akan menyerah.

Track selanjutnya adalah track yang di-compose dan liriknya ditulis oleh Sungjin, Afraid. Waktu mendengar album samplernya, aku langsung memiliki ekspektasi yang cukup tinggi pada lagu ini. Dan aku tidak salah. Sungjin memang jago menggubah lagu-lagu galau bernada tinggi. Nadanya mungkin tidak terlalu kompleks, menurutku malah cenderung main aman. Namun emosi yang tertulis dalam lirik dapat tersampaikan dengan baik di melodi lagu ini. Fix, lagu ini adalah another Pojang di album ini. Ada beberapa elemen yang membuat lagu ini mirip dengan lagu Coldplay, terutama di bagian akhir.

Album ditutup dengan Zombie (Eng. Ver), tidak perlu lah ya aku review ulang lagunya di bagian ini. Karena sebenarnya bahasanya dialihkan ke bahasa Inggris saja. Namun kalau boleh jujur, aku lebih suka versi Korea karena maknanya jauh lebih mengena ke dalam hati daripada English Version.


Lalu bagaimana pendapatku pada rilisan baru DAY6 ini? Apakah berhasil menyalip Entropy dari jajaran album favoritku? 

Seperti biasa, DAY6 tidak pernah mengecewakan. Rasanya susah memilih satu saja yang paling disukai dari seluruh diskografi DAY6. Namun bila diharuskan untuk memilih, aku tetap menyukai Entropy. Bukan berarti The Demon tidak bagus. Installment ketiga dari The Book of Us ini harus diapresiasi juga karena DAY6 berani selangkah lebih maju untuk keluar dari zona nyaman. The Demon bagus dan lebih eksperimental namun belum bisa mengalahkan Entropy buatku.

Album The Demon ini menceritakan hubungan yang hendak berakhir, memiliki nuansa dingin, dan sangat dekat dengan kehidupan manusia setelah berusia 25 tahun. Mungkin karena anak-anak DAY6 sendiri seumuranku, mereka memiliki keresahan dan pandangan hidup yang sama mengenai kehidupan orang dewasa. Seperti yang tertuang dalam Zombie, bahwa hidup kita bisa jadi sangat membosankan karena terjebak di dalam rutinitas pekerjaan atau lingkungan yang begitu-begitu saja. Gairah yang hilang juga bisa menimbulkan kekosongan sehingga membuat orang hidup tanpa arah, bagaikan cangkang kosong tanpa jiwa. Lagu-lagu lain juga menceritakan bagaimana hubungan mendekati kata "berakhir". Hubungan yang sudah jadi dingin, tidak ada lagi cinta, diisi kebosanan. Haruskah hubungan itu berakhir atau dipertahankan? Ada juga yang bercerita soal insecurities yang ujung-ujungnya adalah menyerah pada keadaan. Di usia hampir mendekati usia 30-an ini, insecurities are real. DAY6 itu terasa dekat karena mereka menyampaikan isi kepala mereka dengan cara yang sederhana, mereka tidak berusaha terlalu berlebihan, mereka berkarya pelan-pelan tapi mereka memastikan bahwa mereka berkembang di setiap langkah yang diambil.

Well, apapun itu aku selalu suka karya-karya DAY6. Dan kali ini aku tidak dikecewakan. Aku memang tidak berani meletakkan ekspektasi yang terlalu tinggi, namun Zombie bisa melampaui ekspektasiku. The Demon juga bukanlah album yang buruk. Semoga dengan semakin kompleks karya DAY6, semakin mereka bisa berkembang jauh lebih baik lagi. Dan semoga apapun yang terjadi pada mereka saat ini segera pulih. Nggak ada yang bisa kulakukan selain mendukung mereka untuk terus menggubah melodi-melodi indah seperti ini. Let's walk together. We can get through this.

DAY6 thanks for giving us beautiful pieces, you guys did well. Very well! Keep going on and comeback stronger.

If you guys haven't discovered DAY6 yet, it's never too late. It's never too late to appreciate their incredible music. It's never too late to start admiring the indescribable hard work and talents. Check their recent album below:


Comments