Review Film: Suzume [2023]

"扉の向こうには、すべての時間があった." 

Sempat kecewa dengan karya Makoto Shinkai circa 2020 lalu, Weathering With You, sebetulnya aku ngga meletakkan ekspektasi terlalu tinggi pada karya terbarunya yang dirilis tahun ini Suzume no Tojimari.

Memang sudah betul kalau tidak berekspektasi apa-apa, dapatnya malah yang melebihi ekspektasi. Baru kali ini setelah Kimi No Nawa (Your Name), aku suka banget sama karya Makoto Shinkai. Bahkan Suzume berhasil menggeser kedudukan Kimi No Nawa di deretan karya terbaik Makoto Shinkai versiku. Terutama soundtracknya yang selalu konsisten menggandeng RADWIMPS. Kali ini, Suzume yang digubah oleh RADWIMPS dan dibawakan featuring bersama Toaka berhasil menggeser SPARKLE yang sudah lama menduduki tahta lagu terbaik RADWIMPS di playlistku.

Suzume ini sendiri berkisah tentang pekerjaan supranatural. Konon, di dunia ini ada orang-orang yang bekerja sebagai Closer (penutup pintu). Tugas para Closer ini adalah menutup pintu-pintu yang menghubungkan dimensi kita saat ini dengan dimensi ever after yang menyimpan kekuatan supranatural. Jika dibiarkan tidak tertutup maka akan keluar worm (cacing) yang dapat menimbulkan gempa besar. Begitu pula ketika batu penjaga (keystone) diambil dari tempat pintu ini ditutup maka kekuatan supranatural itu akan bebas berkeliaran dan semakin menimbulkan kerusakan di muka bumi.

Jadi, kalau di universe Suzume gempa bumi bukan berasal dari gerakan lempeng tektonik yang bergeser tapi karena pintunya lupa ditutup sehingga cacingnya keluar hehehe.

Mungkin efek setelah nonton bagian awal Suzume, penonton akan berpikir film ini kelar hanya dalam 5 menit jika Suzume tidak mengejar mas-mas ganteng berambut panjang Souta Munakata. Mohon maaf memang Souta ini tipe Ikemen mahasiswa yang cool kids on the block gitu, makanya Suzume penasaran. Akhirnya Suzume mengejar Souta yang sebelumnya sempat nanya-nanya soal pintu. Lagian aneh banget, ketemu orang asing yang nanya soal pintu kok malah dikejar?

Rupanya ngga gitu juga sih.

Film ini tidak berakhir hanya dalam 5 menit karena alasan bodoh Suzume itu, tapi lebih ke ternyata ada lapisan-lapisan cerita lagi di baliknya. Khususnya terkait trauma masa kecil Suzume. Suzume ketika masih berusia 5 tahun memang sempat tersesat di dunia seberang karena lewat pintu menyeberang dimensi itu kok. Di sinilah akar ceritanya.

Ngga salah kalau salah satu temenku yang "sudah awakening" bilang kalau Suzume ini sebetulnya film ninu-ninu. Ninu-ninu di sini maksudnya muatannya banyak menyinggung soal dimensi lain, tingkat kesadaran, trauma healing, dan sejenisnya. Seperti yang sudah sempat aku sebut sebelumnya, Suzume pernah kesasar di ever after (alias akhirat) dan Suzume harus move on dari trauma sepeninggal ibunya. Suzume harus bisa memaafkan diri sendiri dan menjalani hidup lebih lapang, bukan terus terjebak masa lalu. Kira-kira begitu.

Selain soal perbedaan dimensi, energi spiritual, kembali ke alam, memaafkan diri sendiri. Suzume no Tojimari lagi-lagi mengangkat premis umum yang sering digunakan oleh Makoto Shinkai yaitu cinta beda dunia. Meskipun awalnya Suzume dan Souta sama-sama manusia tapi rasanya bukan dunia Makoto Shinkai kalau nggak dijejali dengan bumbu-bumbu magis dan fantasi. Kali ini untuk menuju ending, Suzume harus bisa menyelamatkan orang yang dia sayangi yaitu Souta. Dan tentu saja setiap ada perjuangan selalu akan ada pengorbanan.

Yang jelas film ini ngga terlalu sedih kok. Masih lebih sedih 5 CM Per Second hahaha.

Setelah nonton Suzume, jujur aku merasa puas. Aku suka dengan plot ceritanya yang lebih jelas dan memiliki tema yang sesuai dengan perkembangan dunia terkini yaitu soal healing. Aku juga soundtracknya yang ngga mudah dilupakan, persis seperti Kimi No Nawa. Kalau soal visual, aku nggak akan komen lagi karena Makoto Shinkai memang populer dengan karya visual yang ciamik. Tambahan lagi yang kusuka dari Suzume adalah unsur komedi yang receh dan kenceng banget kalau dibandingkan film-film sebelumnya. Thanks to Serizawa dengan selera musiknya dan mobilnya yang bobrok untuk ini 👍

Suzume ini komplit dan kaya banget di dalamnya. Meskipun cuma terlihat sebagai another fantasy-romance anime, ternyata layer per layer ceritanya selama satu jam lebih itu lebih dari yang bisa kita bayangkan. Satu hal lagi yang kusuka dari Suzume adalah di dalam perjalanannya menutup pintu-pintu yang terbuka, dia selalu bertemu dengan orang baik. Pengalaman dalam melakukan perjalanan dan "numpang" pada orang-orang yang berbeda ini juga menjadi kekuatan lain Suzume. Ya memang di dunia nyata kalau kita "numpang" belum tentu ketemu orang baik sih, cuma dari sekian juta kemungkinan perjalanan ala Suzume ini bisa saja terjadi di dunia nyata.

Aku bersyukur udah nonton Suzume dan aku seneng banget isu-isu yang lebih mendorong diri kita untuk berdamai dengan luka diangkat secara apik di layar lebar. Thumbs up Makoto Shinkai!

Comments