Obsessed #10: Slam Dunk Edition


First and foremost, I think I have a disorder. Obsessive disorder.

Pernyataan di atas itu abaikan saja karena belum terbukti secara ilmiah. Hanya saja kalau dipikir-pikir dari polanya sepertinya memang aku harus segera pergi ke psikiater untuk mendeteksi apakah aku memang punya penyakit obsessive? Karena ketika aku suka sesuatu maka aku akan suka banget dan obsessed banget sampai 24/7 akan mikirin dan ngomongin hal itu terus. Korban obsessive-ku kali ini adalah Slam Dunk. Iya ceritanya setelah 31 Maret 2023 lalu Netflix memutuskan untuk menayangkan anime Slam Dunk (1993), aku baru selesai menamatkannya kemarin 16 April 2023. Butuh sekitar dua minggu untuk namatin 101 episode anime Slam Dunk tersebut dan obsessed-nya belum kelar-kelar.

Sebetulnya sejak SMP aku sudah baca Slam Dunk tapi memang waktu itu ngga se-obsessed ini. Dulu obsessednya masih ke manga Ranma 1/2, baca-baca casual Shonen lain seperti One Piece, Naruto, The Law of Ueki, Bleach, dst. Slam Dunk ini sendiri diperkenalkan oleh salah satu temanku yang waktu itu memang ambil ekskul basket. Jadi waktu itu aku memang jadi pembaca casual saja. Bahkan pas nonton The First Slam Dunk, aku udah ngga ingat sama sekali ceritanya seperti apa. Intinya Hanamichi Sakuragi adalah pembuat onar tim Shohoku dan rivalnya adalah Kaede Rukawa. Sudah berhenti di situ saja.

Tapi kayaknya The First Slam Dunk inilah yang akhirnya memantik tingkah obsessive-ku. Ya bagaimana tidak? Seperti yang sudah kujelaskan di postingan sebelumnya, The First Slam Dunk grafisnya ciamik banget dan menyajikan pertandingan basket Sannoh vs Shohoku yang super seru di Interhigh. Jadi pas Netflix akhirnya memutuskan untuk menyiarkan Slam Dunk, ya aku sungguh sangat excited untuk nonton dan ngikutin dari awal lagi.

Yang perlu dicatat dari awal aku tuh bukan penggemar basket. Meskipun pas zaman sekolah dulu ketika ayahku langganan koran Jawa Pos aku nggak pernah skip baca kolom NBA. Di situ aku sempat mengenal nama-nama besar di NBA seperti Shaquille O'Neal, Lebron James, Kobe Bryant, dan tentu saja Michael Jordan dari kartun Space Jam. Intinya aku ngga se-buta itu terhadap NBA tapi juga ngga se-nerd itu. Kalau ditanya soal pemain dan sejarah olahraga kayaknya aku lebih paham sepak bola daripada basket. Maka dari itu, pas baca Slam Dunk waktu SMP aku ngga ngerti teknik-teknik basket dan ngga paham referensi yang dipakai Takehiko Inoue-sensei.

Dan sekarang aku mengerti.

Dan sekarang berkat Slam Dunk, vocabulary per-basket-an di otakku jadi bertambah.

Pasalnya di anime Slam Dunk 1993, ada penjelasan-penjelasan terkait istilah basket untuk orang awam. Meski jatuhnya memang ngga pro-pro amat, akhirnya kita jadi bisa ngikutin. Contohnya lay up shot. Dulu pas main basket di SMP, aku sempat diajari cara lay up shot. Dan aku baru tahu kalau lay up shot itu basic fundamental untuk orang yang bermain basket berkat Slam Dunk ini. Untung nontonnya pas otak udah jadi ya sodara jadi ingat.

Aku juga baru memahami kalau istilah rebound itu maksudnya adalah bola yang mental, nggak masuk ring basket, lalu bisa dijadikan alat untuk mengambil peluang mengontrol permainan. Aku juga baru benar-benar memahami posisi masing-masing pemain basket dalam tim. Pas nonton The First Slam Dunk kukira Ryota Miyagi adalah center ternyata dia adalah point-guard. Point-guard sendiri itu bermain layaknya playmaker atau midfielder di dunia sepak bola. Dulunya kukira center itu adalah playmaker permainan basket. Semua pengetahuan baru tentang dunia basket ini kudapatkan dari Slam Dunk!

Ngobrolin soal obsesi, aku ngga tahu apa sebetulnya yang bikin aku hooked dan obsessed sama Slam Dunk. Apakah karena Kaede Rukawa? Atau apakah karena aku ternyata menikmati perjalanan from zero to hero-nya Hanamichi Sakuragi? Yang jelas, aku nonton Slam Dunk ini merasa sangat enjoy. Seperti komiknya, Slam Dunk versi anime juga memberikan banyak scene-scene komedi yang membuatku tertawa lepas. Omong-omong aku udah lama banget ngga ketawa lepas pas nonton anime serius (non-gag anime). Kayaknya anime yang kutonton serius-serius deh selama ini, sementara Slam Dunk itu memberikan komedi yang super komedi sampai bikin orang ketawa banget pokoknya.

Terus mungkin karena otakku sudah jadi pas nonton Slam Dunk ini, akhirnya fokusku ngga cuma Rukawa aja. Ternyata ada karakter yang bikin aku lebih obsessed lagi yaitu Hisashi Mitsui. Mitsui ini ceritanya dulu MVP di dunia basket SMP se-perfektur Kanagawa. Cuma dia sempat gone astray karena cidera yang dialaminya. Akhirnya dia ambil 2 tahun hiatus dan malah tersesat jadi yankee. Walaupun akhirnya dia kembali main basket dan tetap jadi pemain kunci Shohoku, dua tahun ngga main basket berpengaruh besar pada daya tahan Mitsui dalam pertandingan.

Ada satu cerita seru soal Mitsui ini. Saking obsessednya aku sama Mitsui, aku kan menggunakan gambarnya sebagai wallpaper HP. Seperti biasa Agista kalau obsessed gitu. Nah, suatu waktu aku bertemu dengan temanku, janjian buat buka bersama. Karena dia melihat wallpaper HP-ku Mitsui, akhirnya kami cerita soal Slam Dunk lagi. Karena dia ternyata juga lagi mulai nonton Slam Dunk. Saat itu kami heboh cerita soal Rukawa dan aku lagi nambahin info soal si Mitsui ini. Eh ternyata di kedai kopi tempat kami nongkrong dan ngomongin Slam Dunk, ada mas-mas stranger yang mencuri dengar omongan kami. Mungkin kami ngobrolnya terlalu heboh jadinya mas-mas tersebut nimbrung. Lalu kami ended up ngomongin anime dan salah satu masnya cerita soal anime olahraga baru Blue Lock (anime sepak bola) yang mana katanya plotnya super duper lambat dan sinetron banget.

Pertanyaan yang cukup menggelitik waktu itu adalah pas si mas-mas itu bertanya padaku kenapa aku suka Mitsui?

Ya selain karena dia sempat gone astray 2 tahun, ternyata Mitsui itu adalah salah satu best shooting guard. Hisashi Mitsui ini dulu pas SMP jadi MVP karena memang dia jago 3-point shoot. Ternyata talent itu ngga hilang meskipun dia hiatus 2 tahun. Mitsui masih tetap jadi 3-point shooter akurat dan kebanggaan Shohoku. Bahkan coach Anzai memuji postur Mitsui pas lagi bikin 3-point shoot. Itu yang aku suka dari Mitsui. Dan Mitsui ini meskipun staminanya memang paling cemen karena 2 tahun hiatus itu, dia merupakan salah satu orang yang sekalinya tobat ya tobat. Sekalinya bertekad ngga akan menyerah ya dia tidak akan menyerah. Itu yang aku suka dari Mitsui.

Sementara Rukawa sudah jadi tipikal rival MC Shonen seperti biasa, orang yang sangat talented punya kepribadian cool dan cakep jadi idola cewek-cewek. Udah biasa. Cuma semakin dilihat dan diobservasi, Rukawa itu sebenernya kepribadiannya dark. Dan aku paling suka kalau Rukawa sudah jadi orang yang paling molor dan suka tidur. Sungguh sangat Rukawa.

Terlepas dari dua karakter yang paling aku suka tersebut, ngga salah kalau starting five Shohoku dijuluki sebagai starting 5 paling ngeri. Karena memang 5-5nya ngeri sih. Kelemahan terbesar tim Shohoku adalah pemain cadangan yang skillnya jomplang abis dengan si starting 5. Tapi ya memang dari awal Shohoku adalah tim underdog sih. Baru bisa bersinar ya setelah timnya terbentuk dari Akagi, Miyagi, Mitsui, Rukawa, dan Sakuragi.

Slam Dunk ini sebetulnya memang masih klise-klise anime 90-an lah. Cuma ngga salah juga kalau di tahun 90-an waktu itu anime ini populer banget. Kalau dibandingkan dengan anime sekarang pun, mungkin aku akan tetap pilih Slam Dunk. Aku sudah pernah nyoba nonton Haikyuu! Tapi ngga sanggup lanjut, begitupun anime baru-baru yang lain. Memang aku sukanya anime yang ada unsur intriguingnya. Dan menurutku ngga semua anime baru begitu.

Oh dan satu lagi, ngomong-ngomong soal MC si Hanamichi Sakuragi ini betul-betul tipe shonen MC lah. Besar mulut, overly positive, berusaha keras pantang menyerah, dan sipaling hero. Inilah kenapa aku ngga pernah terlalu tertarik dengan traditional Shonen MC. Soalnya boring banget bawa-bawa karakter yang from zero to hero. Ngga salah sih, memang dalam hidup kita harus berusaha. Tapi bosen banget kalau karakternya selalu merasa jadi sipaling pahlawan dan penyelamat. Di dunia nyata, kita ngga perlu selalu jadi pahlawan bagi orang lain kok. Kita bisa banget jadi kayak Rukawa yang bodo amat dan cuma fokus dengan apa yang kita lakukan, yang lain lewat aja.

Jadi yah begitulah, setelah Keyboard, Kamera Analog, Attack on Titan, dan Hunter X Hunter ternyata obsesiku nambah lagi. Dan ngga tahu akan ada obsesi-obsesi apa lagi di masa depan setelah Slam Dunk ini hahahaha.

Comments