Tell Me How To Love

Ada satu lagu DAY6 judulnya How To Love. Intinya lagu itu minta ajarin si gebetan gimana cara mencintai. Nah, mungkin itu yang sekarang lagi kualami. 

Seperti yang udah aku ceritakan di dalam postingan Friendzone ini, setelah beberapa tahun belakangan sibuk mencintai pria K-pop yang fiktif itu, aku mulai merawat lagi perasaan suka ke orang di kehidupan nyata. Dan lebih tepatnya bukannya aku minta diajari untuk mencintai dia sih. Lebih ke bagaimana caraku untuk memproses perasaan yang ada dan nyata ini.

Mencintai orang di dunia nyata itu cukup berbeda dengan mencintai lelaki Kpop. Kalau lelaki Kpop karena udah sadar betul nggak teraih jadi ya udah gitu aja kan, ya dinikmati perasaannya, bahagianya, sedihnya. Terus betul-betul unconditional nggak berharap balasan. Kalau mencintai lelaki di dunia nyata itu, harus diakui pasti akan sedikit ngarep. Walaupun sebetulnya sadar betul bahwa kadang cinta kita juga bisa aja bertepuk sebelah tangan, sama kayak mencintai lelaki Kpop.

Nah, setelah sekian tahun naksir-naksiran, entah kenapa menurutku yang sekarang ini berbeda. Tiga tahun yang lalu ketika aku masih suka sama si N**l, rasanya lega aja gitu. Lega karena aku tuh masih bisa berteman dengan baik sama dia. Terlepas bahwa dia sudah tahu bahwa aku naksir dia. Bahkan sampe sekarang juga kadang masih suka berkirim pesan. Tapi ya sudah, aku sudah move on juga karena dia kan sudah beristri ya sekarang. Kayaknya N**l ini memang terbaik dalam urusan menghandle perasaan orang yang suka ke dia. Dia tuh tetap membuatku nyaman temenan sama dia walaupun sebetulnya dalam hati aku hancur berantakan karena cintanya nggak bersambut. Dia membuatku merasa lebih ikhlas.

Untuk yang sekarang, ada perasaan nggak rela. Dari akunya sendiri sih. Nggak rela kalau hubungan pertemanan kami hancur hanya karena aku bilang suka sama dia. Dan inilah yang menyebabkanku sangat hesitate untuk bilang kalau aku suka dia. Cuma kebetulan sedang ada momen yang pas untuk mengungkapkan perasaanku ke dia. Dia ini akan resign bulan depan, pindah ke tempat lain. Dan sepertinya doaku bahwa kalau jodoh didekatkan langsung tidak dikabulkan oleh Yang Maha Kuasa hahahaha.

Jujur, mengungkapkan perasaan pada orang ini adalah yang terberat. Seumur hidup, baru kali ini aku berpikir keras mengenai cara mengungkapkan perasaanku padanya. Baru kali ini aku punya banyak pertimbangan sebelum akhirnya memberanikan diri untuk menulis surat untuk mengungkapkan perasaanku. Sungguh keraguanku pada orang ini makin hari makin besar. Aku terus menerus berpikir, apakah benar kalau aku mengungkapkan perasaanku padanya? Atau harusnya disimpan saja? Apakah aku egois karena aku bilang kalau aku suka dia? Dan lain sebagainya.

Perasaan ini juga seperti membawaku kembali ke titik nol. Di titik dimana aku seperti anak SMA yang gak punya pengalaman percintaan sama sekali. Padahal seharusnya di usia saat ini aku sudah tergolong mature dan paham betul konsekuensi mengungkapkan perasaan atau punya perasaan pada teman sekantor. Aku lebih banyak tidak mengerti diriku sendiri maupun pikiranku sendiri. Aku lebih banyak khawatir kalau kami nggak akan bertemu lagi dan bahwa caraku mengungkapkan perasaan padanya justru menjauhkan dia dariku.

Bisa gitu ya aku segalau ini untuk perasaan remeh temeh seperti ini. Seharusnya aku sudah bisa move on lebih cepat dan merasa lega karena sudah mengungkapkan perasaan. Tapi entah mengapa aku gak rela aja kalau harus berpisah dengan cara seperti ini.

Comments