What is Life?

"Halo, apa kabar?" tanyaku pada seorang kawan lama ketika bertemu dengannya.
"Alhamdulillah baik, ge. Kamu gimana?" dia balik bertanya.
Kemudian percakapan kami berkembang dan melebar kemana-mana. Hingga pada akhirnya aku berujar padanya, "Wah ternyata kamu sudah engga seperti dulu ya."
Begitulah hidup. Setelah lulus dari Sekolah Menengah Atas, aku dan teman-temanku memulai babak baru kehidupan di mana kami bukan lagi manusia bertitel "anak sekolahan". Kami memiliki titel yang berbeda, ada yang bertitel mahasiswa, pegawai, pengangguran, istri/suami orang bahkan ustadz pun ada. Begitu lulus, kami menempuh jalan yang berbeda seperti yang sudah pernah kuceritakan pula kehidupan post-graduation di postinganku beberapa waktu lalu (tidak perlu diceritakan lagi, kalau mau tahu silahkan dicari sendiri. Tapi gak mungkin ada yang mau kepoin ceritaku, KZL).

Masa yang paling membuat kita semakin memahami bahwa betapa hidup ini penuh petualangan, teka-teki dan liku-liku adalah ketika kita bertemu kembali dengan teman-teman lama dan berbagi cerita. Hidup mereka tak lagi sama dengan hidup mereka yang kita ketahui, dulu. Begitu pula hidup kita sendiri bukan? Teman-teman kita yang kita temui saat ini juga berubah dari diri mereka yang dulu. Betapa ajaibnya hal-hal yang terjadi dalam hidup mereka sehingga mereka bisa menjadi pribadi seperti saat ini.

Ada begitu banyak kisah berbeda yang telah aku dengar dari mulut teman-temanku, hal itu membuatku sadar bahwa hidup tak semudah menulis kisah romantis yang berakhir bahagia. Yah meski aku juga tahu bahwa hidup tidak semudah satu ditambah satu. Mendengar cerita mereka, begitu banyak pelajaran yang dapat aku ambil, dari metamorfosa mereka, hikmah masalah mereka dan kepribadian mereka saat ini. Membuat diri ini menjadi mawas diri, apa yang telah aku lakukan selama ini? Atau kadang timbul juga pikiran, ternyata tidak aku saja yang pernah mengalami kesusahan akan tetapi teman-temanku juga. Atau bisa pula, ternyata dibalik kesulitan pasti ada kemudahan itu tidak hanya terjadi pada diriku saja. Jadi, kebenaran yang mana lagi yang bisa kuingkari?

Beruntungnya, selain pelajaran hidup yang kudapat dari teman-temanku ini aku juga telah belajar banyak dari kehidupanku sendiri. Mungkin jika aku tak pernah mengalami titik balik menjadi manusia, mungkin aku tidak akan memandang kisah mereka sebagai sebuah pelajaran berharga. Begitu pula teman-temanku yang juga mengalami titik balik dalam hidup mereka selepas kami menanggalkan atribut sekolah kami. There's just too much things happened on our life, our darkest stories, our loneliest time we had.

Kisah-kisah kami, kepribadian yang berbeda dari kami yang dulu membuat pikiranku semakin terbuka dan membenarkan bahwa jangan pernah menilai seseorang dari luar saja. We only know their names, not their story. Sebelum menjustifikasi orang lain kita harus benar-benar belajar untuk memahami tindakan mereka dari perspektif mereka baik itu moral atau amoral. Karena menurutku sendiri segala hal di dunia ini relatif, baik itu kebaikan maupun keburukan. Banyak cara pandang yang berbeda dari masing-masing kepala. Banyak hal yang perlu harmonisasi dan sinkronisasi agar tercipta dunia yang damai. Seperti kata pepatah, Mind is like a parachute it is not working if it isn't opened.

Dan akhir-akhir ini pula aku jadi cenderung menjustifikasi manusia dari golongan darah mereka (karena komik golongan darah sangat populer akhir-akhir ini). My bad, aku tahu bahwa manusia tidak bisa digolongkan hanya dalam 4 kategori atau 12 kategori seperti zodiak dan shio. Bayangkan, ada milyaran manusia di dunia ini dan hanya digolongkan dalam 4 kategori saja, probabilitasnya saja hanya 0.000000000000001% orang yang memiliki kemiripan dengan deskripsi kategori tersebut bukan?

Selain menyalahi hukum probabilitas, terlalu banyak pula kategorisasi sifat manusia yang ujung-ujungnya adalah TAI KEBO alias bohongan belaka. Memang beberapa deskripsi cocok akan tetapi deskripsi serupa tidak berlaku pada orang lain. Ada begitu banyak faktor yang membentuk kepribadian seseorang bukan? Jadi untuk apa kita percaya pada ramalan golongan darah, zodiak, shio dll yang jelas-jelas bullshit.

Jadi, apa inti postingan ini? Intinya adalah untuk tidak menilai orang dari tampilan luarnya saja (golongan darah. zodiak, shio, wajahnya, bajunya, pendidikannya) tapi dalamilah kepribadian yang bersangkutan agar kita tahu seperti apa perspektifnya dan alasannya melakukan tindakannya tersebut. Dan ambil saja pelajaran dari kisah hidupnya. Begitu banyak orang-orang amazing di dunia ini bahkan orang yang paling dekat dengan kita sekalipun.

Comments