Mengingat London: Sistem Transportasi

Epping Station, cr: dok. pribadi

Pagi ini salah seorang teman mem-posting foto mengenai London. Dia menyebutkan bahwa dia sedang merindukan London dan juga TfL. Ketika aku menanggapi postingan tersebut, dia bilang bahwa dia kangen masa-masa commute yang sangat mudah di London. Mengapa dikatakan mudah? Sebab jalur kereta, ketersediaan unit, serta kemudahan mengakses halte bus atau stasiun memang benar-benar sangat mudah di London. Ditambah lagi dengan metode pembayaran yang terintegrasi dan tidak sulit untuk dilakukan.

Kemarin, kebetulan aku berkesempatan untuk mengisi podcast untuk channel seorang teman. Ada satu pertanyaan yang cukup membekas, "Mengapa aku tidak bisa move on dari London?" Jawabannya ada banyak. Salah satunya adalah di bidang transportasi seperti yang hendak aku bahas di bawah ini. Ketika sudah hidup di London lalu dimanjakan oleh kenyamanan transportasi publiknya, rasanya aku tidak ingin pindah ke kota lain dan kerap membandingkan sistem transportasi di London dengan kota-kota yang pernah aku kunjungi.

Sebelum kita mulai membandingkan kenyamanan transportasi publik di London, mari kulik dulu sistem transportasinya yang sudah aku observasi selama satu tahun belakangan. Aku sempat menyinggung sistem ini saat aku baru pertama kali datang ke London dan rupanya informasi yang kuberikan saat itu belum sepenuhnya benar. Postingan ini setidaknya akan meluruskan dan memperbaiki sejumlah kesalahan yang aku tulis di sini.

London memiliki sejumlah moda transportasi yang dikelola oleh pemerintah di bawah payung Transport for London (TfL). TfL ini mengatur sejumlah jalur yakni Bus, Underground (tube), DLR, Overground, TfL Rail, Tram, Ferry, Cycle, hingga Emirates Airline.

London Tube Map
  1. London Buses merupakan jaringan bus yang menyebar di seluruh penjuru London dan menjadi ikon dari Ibukota Inggris ini. Bus London berwarna merah dengan pintu tengah, di kota lain aku jarang menemukan bus kota dengan pintu tengah. Terdapat 673 rute bus, 52 di antaranya adalah bus malam di London. London Buses mencakup hingga daerah London coret alias pinggiran yang hampir tidak bisa disebut sebagai London lagi. Saking banyaknya rute bus dan juga unit yang disediakan, terdapat sekitar 19 ribu stops (halte bus) di London. Bus ini merupakan salah satu angkutan paling murah karena kamu hanya perlu membayar £1.5 tiap kali naik. Apalagi saat ini, Mayor of London Sadiq Khan memberlakukan tarif Hopper Fare baru. Kamu hanya perlu membayar £1.5 saja untuk satu jam perjalanan naik bus, tidak peduli berapa kali kamu ganti jalur bus. Contohnya: kalau kamu hendak menuju Paddington dari Stratford, kamu akan berganti bus dua kali yakni bus 25 lalu pindah ke bus 205. Jika perjalanan yang kamu tempuh tidak melebihi satu jam, maka kamu hanya perlu membayar £1.5 saja meski ganti bus dua kali dan begitu seterusnya. Aku sendiri pernah memanfaatkan Hopper Fare ini untuk tiga kali pindah bus, seseorang pernah berganti hingga 42 kali dalam satu jam dengan memanfaatkan tarif yang diberlakukan di awal 2018 lalu ini.
  2. London Underground merupakan moda transportasi publik paling umum digunakan selanjutnya. Moda ini lebih dikenal sebagai tube oleh Londoners, mungkin karena bentuk keretanya seperti tabung atau mungkin stasiun bawah tanahnya memang berbentuk silinder. Di Jakarta, tube inilah yang nantinya akan disebut sebagai MRT (Mass Rapid Transport). Yang jelas, banyak sekali commuters yang memanfaatkan tube ini dengan maksimal. Di London terdapat 11 jalur tube yang kemudian disebut sebagai: Central line, Piccadilly line, District line, Hammersmith & City line, Metropolitan line, Jubilee line, Victoria line, Bakerloo line, Northern line, Circle line, dan Waterloo & City line. Karena terdapat 11 jalur, jumlah stasiun yang dioperasikan oleh London Underground juga cukup banyak yakni 270 stations dengan rute hingga mencakup Buckinghamshire, Essex, dan Hertfordshire. Menghapal jalur London Underground juga cukup mudah karena masing-masing jalur diwakili oleh warna yang berbeda, nama jalur juga merupakan representasi dari jalur masing-masing. Misalnya Bakerloo line yang beroperasi dari stasiun Baker Street hingga Waterloo atau Hammersmith & City line yang beroperasi dari stasiun Hammersmith dan melewati perkotaan (City of London) dan berakhir di Barking. Tarif tube ini berbeda dengan tarif bus yang flat, karena London dibagi dalam bentuk zonasi maka semakin jauh dari kota tarif tube akan semakin mahal. Hingga saat ini yang kuketahui, London terbagi dalam 9 zonasi. Tarif normal tube untuk zone 1-3 adalah £2.4 (off-peak) dan £2.9 (peak hour) sementara tarif normal untuk zone 1-4 adalah £2.8 (off-peak) dan £3.3 (peak hour) semakin jauh yakni zone 1-6 maka tarif yang dikenakan adalah £3.1 (off-peak) dan £5.1 (peak hour). Tapi tenang saja, selagi kamu memiliki Oyster Card atau Contactless Payment, maka akan berlaku Daily Capping. Apalagi bila kamu adalah seorang student, akan terdapat diskon khusus bagi student yang tentu saja membuat ongkos transportasimu jadi lebih murah.
    Tottenham Court Road Station, cr: dok. pribadi

  3. London Overground secara umum mirip dengan London Underground, kalau di Jakarta Overground ini disebut sebagai commuter rail (KRL). Bedanya tube lebih sering lewat di bawah tanah sementara London Overground yang disimbolkan dengan warna jingga ini lebih sering lewat di atas tanah. Selain itu London Overground mencakup wilayah-wilayah yang tidak dilewati oleh tube dan cenderung lebih ke 'desa'. Bila di Jerman, Overground ini disebut sebagai S-Bahn (suburb train) dan tube biasa disebut sebagai U-Bahn (urban train). London Overground beroperasi sejak tahun 2007 dan kini beroperasi di 119 stasiun hingga mencakup wilayah Hertfordshire. Rute London Overground ini agak berbeda dari tube, Overground memilih jalan memutar (menghindari kota) oleh sebab itu tarifnya bisa jadi lebih murah dari tube. Contohnya: dari Stratford (zone 3) ke Richmond (zone 4) hanya dikenakan tarif £1.5 (off-peak) sementara bila menggunakan tube akan dikenakan tarif £4.6. Sayangnya Overground ini berjalan cukup lambat bahkan terbilang lebih lambat bila dibandingkan dengan tube.
  4. Docklands Light Railway (DLR) merupakan sistem metro otomatis yang dibangun untuk melayani area Docklands di London. DLR ini merupakan salah satu moda transportasi tanpa awak di London dan beruntungnya moda satu ini menjangkau stasiun dekat tempatku tinggal, Stratford. Karena terbatas melayani area Docklands saja, DLR hanya beroperasi di 45 stasiun dengan tarif cukup murah juga. Contohnya dari Stratford menuju Woolwich Arsenal hanya dikenakan £1.5 saja atau Stratford ke Greenwich. Naik DLR sama seperti naik wahana, apalagi bila duduk di carriage terdepan. Pokoknya naik DLR itu seru banget, keretanya cukup cepat juga dan lewat jalanan layang sehingga kita bisa melihat London dari atas ketinggian. Saat aku masih di London, DLR merupakan moda transportasi yang sangat jarang aku gunakan karena tujuanku seringkali tidak dicakup oleh DLR. Hanya ketika akan mengunjungi lokasi tertentu atau merasakan naik DLR, aku baru naik moda transportasi satu ini. Oh ya, DLR meng-cover stasiun untuk menuju ke London City Airport lho.
  5. TfL Rail merupakan jalur transportasi yang bisa disebut sebagai kereta dalam kota. Mengapa demikian? Karena cakupan TfL Rail ini hingga sedikit keluar dari London. Contohnya jalur Liverpool Street hingga ke Sheffield. Menurut Wikipedia, TfL Rail merupakan dua railway yang terpisah dan nantinya akan berubah menjadi Elizabeth line pada musim gugur tahun 2019 ini. Jalur yang dilayani TfL Rail (Elizabeth Line) ini nantinya dari Sheffield melalui City of London hingga menuju ke Reading. Jumlah stasiun yang menjadi tempat operasi TfL Rail ini nantinya akan berjumlah 23 buah (saat ini hanya 18) dengan rute sepanjang 59 kilometer. Terdapat dua cabang TfL Rail yakni Shenfield branch dan Heathrow branch, yang jelas nanti commuters dari London coret dan juga para ekspat sibuk yang sering bolak-balik Heathrow yang bakal sangat terbantu dengan kehadiran TfL Rail-soon-to-be-Elizabeth line ini. Saat ini untuk menuju Heathrow ada cukup banyak pilihan, yang pertama tentu saja dengan naik Piccadilly line langsung dari kota (tapi lama banget) atau naik Heathrow Express dari Paddington (memakan waktu 15 menit saja).
  6. Tram merupakan moda transportasi kereta yang lewat melalui perkotaan. Kalian tahu kan tram yang sering terlihat di zaman kolonial Belanda dulu atau tram yang seringkali melintas di jalanan Eropa? London juga punya tram dengan tarif mirip dengan London Buses tapi hanya beroperasi di kawasan West London, tepatnya di sekitaran Richmond dan Croydon. Jadi buat kalian yang ingin merasakan naik tram, kalian harus jauh-jauh pergi dulu ke wilayah Wimbledon, Richmond, Croydon. Selain London, ada sejumlah kota yang masih mengoperasikan tram seperti Manchester dan Birmingham. Di Eropa moda transportasi tram masih sangat umum ditemui di perkotaan, di Berlin dan Munchen contohnya. Belgia dan Italia juga masih mengoperasikan tram dalam kota lho.
Kensington Station tunnel, cr: dok. pribadi

Setelah berkenalan dengan masing-masing moda transportasi publik di London, kali ini aku akan menceritakan kemudahan commute seperti yang telah kusinggung sebelumnya. Ada satu aplikasi yang bisa digunakan dengan mudah untuk memahami rute dan mencari jalur angkutan yang bernama Citymapper. Aplikasi tersebut sering sekali aku sebutkan di postingan Europe Trip-ku. Ada sejumlah kota yang di-cover oleh aplikasi Citymapper dan London adalah salah satunya. Beberapa kota lain di UK sudah termasuk di Citymapper tapi beberapa lainnya tidak seperti Edinburgh, Oxford, Cambridge, atau Liverpool. Edinburgh memiliki aplikasinya sendiri yakni Transport for Lothian apps yang juga menyediakan layanan pembelian tiket. Pada dasarnya Citymapper ini sistem kerjanya mirip dengan Google Maps atau Commuter line KRL tapi Citymapper memberikan pilihan rute yang lebih banyak dan seringkali menyarankan rute yang paling mudah ditempuh.

Cara menggunakan Citymapper: pilih destinasi yang akan dituju dan masukkan lokasi saat ini (bisa secara manual) otomatis terintegrasi dengan GPS. Setelah lokasi ditemukan, maka Citymapper akan memberikan opsi transportasi publik mana saja yang bisa digunakan. Contoh:


Lokasi awal adalah Queen Mary University of London dan aku hendak pulang ke flat-ku, yakni 20 McGrath Road. Saat pertama kali menggunakan Citymapper dulu aku tidak begitu paham cara menggunakannya namun ternyata sangat mudah sekali. Ada pilihan pertama yaitu bus malam N25 atau bus 25 lalu bisa juga naik tube jalur Central line. Tertera juga kisaran harga yang akan dibayar oleh penumpang nantinya dan waktu tempuh.


Kalau aku memilih bus, maka aku harus naik hingga 14 stop dari stop D dekat kampus Queen Mary University of London. Dulu aku tidak terlalu paham dengan maksud alfabet di setiap bus stop ternyata alfabet ini cukup membantu dalam mencari jalur bus yang benar, apakah bus yang akan kita tumpangi menuju arah yang kita tuju atau justru arah berlawanan. Stop terakhir bus tersebut adalah Atherton Leisure Center jadi tidak perlu ganti bus lagi. Berbeda dengan halte Bus Transjakarta yang jaraknya cukup jauh satu sama lain dan masih harus struggling untuk sampai ke tempat tujuan dengan naik Go-Jek. Hampir semua tempat di London masih bisa dicapai dengan jalan kaki dari halte bus/stasiun.

Jarak antar satu stop bus dengan yang lain di London tidak terlalu jauh, bahkan terbilang bisa ditempuh dengan jalan kaki. Jadi, bila kamu naik bus hanya untuk satu atau tiga stop aja lebih baik jalan kaki saja. Kamu juga tak perlu khawatir, ketersediaan bus cukup rutin sehingga kalau kamu ketinggalan bus maka sekitar 2 hingga 5 menit lagi akan ada bus lain yang datang. Sangat mudah dan efisien. Namun perlu dicatat bahwa di daerah yang lebih terpencil jarak waktu antar satu bus dan lain cukup lama, hal yang sama berlaku ketika malam hari dan juga sejumlah rute bus tertentu.

Aku dulu lebih suka naik bus karena aku bisa melihat jalanan kota London. Memang waktu tempuhnya jauh lebih lambat daripada tube sih tapi aku jadi bisa memikirkan banyak hal dan mengamati jalanan London. Selain itu, perjalanan ke kampus lebih efisien kutempuh dengan naik bus daripada naik tube. Oh ya, aku lebih suka duduk di deck atas dan berada di sisi jendela!

Sementara itu untuk penggunaan tube lebih mudah lagi. Di dalam tube terdapat jalur kereta beserta stasiun pemberhentian, begitu juga di peron. Jadi kamu akan lebih mudah memahami jalur yang akan kamu ambil. Contoh:


Dari Stratford menuju Heathrow, kamu hanya perlu ganti tube satu kali yakni dari Central line ke Piccadilly line. Di Citymapper sudah tertera bahwa kamu harus mengambil kereta di peron Westbound bukan sebaliknya, lalu kamu akan naik Central line hingga 7 pemberhentian dan turun di stasiun Holborn. Di Holborn, kamu akan berganti peron ke jalur Piccadilly dan naik kereta tersebut hingga 22 pemberhentian. Lalu sampailah kamu pada tujuan. Aku dulu sering nyasar karena tidak memperhatikan peron mana yang harus kuambil, entah itu Westbound, Eastbound, Southbound, atau Northbound. Aku juga tidak memperhatikan tujuan akhir kereta yang tentunya sangat fatal. Suatu kali aku pergi ke stadion Chelsea di Fulham Broadway tapi aku salah mengambil kereta District line dengan cabang Ealing Broadway, padahal untuk menuju Fulham Broadway aku harus mengambil kereta District line dengan tujuan Richmond/Kew Gardens. Oleh sebab itu, kamu harus memperhatikan cabang dari tujuan akhir kereta agar tidak kesasar ya.

Banyak yang bilang bahwa sistem jalur kereta di London itu jadi yang paling rumit sedunia (1), apalagi sistem underground London sudah ada sejak abad ke-19 (2). Tapi begitu kamu memahami sistem penggunaan transportasi (terutama kereta bawah tanah) di London, maka kamu akan bisa memahami sistem transportasi negara lain dengan lebih mudah. Karena sistem transportasi di negara/kota lain masih sebelas dua belas dengan London. Apalagi kalau berbekal Citymapper, kamu tidak perlu khawatir deh.

Karena dari awal aku jarang sekali menggunakan transportasi publik, berhadapan dengan transportasi publik di London sempat membuatku frustasi. Justru berangkat dari rasa frustasi itu, aku jadi terobsesi untuk memahami betul seluk-beluk tube dan sistem transportasi di London. Setelah sempat berpergian ke negara-negara lain dan membandingkan sistem transportasinya, hingga saat ini aku masih merasa sangat nyaman dengan sistem yang sudah disediakan oleh TfL. Meskipun TfL seringkali bermasalah juga, pasti ada saja satu jalur kereta yang tidak jalan atau mengalami gangguan.

Hal-hal yang membuatku sangat menyukai sistem transportasi di London adalah sebagai berikut:

  • Kemudahan pembayaran. Kamu hanya perlu punya satu kartu saja entah itu Oyster Card atau Contactless card. Berbeda dengan MRT/KRL Jakarta yang membuatmu harus beli Jaklingko, kartu komuter, atau menggunakan e-money. Dengan memiliki contactless card bahkan, kamu tidak perlu menggunakan kartu debit tabungan, kamu bisa menggunakan Android Pay/Apple Pay. Sangat canggih bukan? Jadi kamu nggak perlu menyimpan terlalu banyak kartu di dompetmu. Kamu juga tidak membutuhkan cash untuk membayar bus atau masuk ke dalam peron, cukup tap-tap kartu saja. Lebih aman, lebih cepat, lebih mudah,
  • Frequent. Setelah membandingkan dengan sejumlah negara (termasuk Indonesia), kedatangan unit kereta di London terbilang lebih sering. Bila kamu melewatkan satu kereta, paling lama kamu akan menunggu 5 menit hingga kereta berikutnya datang. Dengan catatan, semakin malam maka frekuensi kedatangan kereta akan semakin berkurang. Menurut penuturan temanku yang pernah tinggal di Jepang, kalau kita sudah ketinggalan satu jadwal kereta maka jadwal kita yang lain akan ikut rusak. Di London tidak seperti itu, meski kamu ketinggalan satu kereta, akan ada kereta selanjutnya yang bisa membawamu sampai ke tujuan tepat waktu. Hal yang sama juga berlaku untuk bus dan moda transportasi lain. Sangat memudahkan bukan?
  • Stasiun dan halte bus mudah ditemukan. Stasiun kereta di London hampir selalu dekat dengan tujuan, dalam artian: keluar stasiun tinggal jalan kaki sedikit sudah sampai di tempat yang dituju. Kalaupun memang jauh dari alamat yang dituju, hampir selalu ada bus stop dekat dengan stasiun. Bus stop-pun hampir tidak pernah terlalu jauh dengan gang-gang kecil perumahan, jadi sebenarnya ketika kamu sudah memahami citymapper dengan sangat baik maka kamu akan bisa memperkirakan jarak yang membutuhkan paling sedikit jalan kaki.
  • Menjangkau wilayah terujung. Karena dibagi dalam 6-9 zonasi, layanan moda transportasi di London bisa menjangkau hingga pelosok. Hal ini sangat memudahkan bagi orang-orang yang enggan tinggal di tengah kota karena biaya sewa yang mahal atau memang sengaja ingin tinggal di London coret agar lebih tenang. Tapi memang sih rata-rata transportasi di Eropa menjangkau wilayah terujung jadi nggak perlu khawatir nggak ada transportasi publik meski rumah terletak jauh.
  • Penumpang tertib. Selama aku hidup di London dan beberapa kali naik saat peak hour, aku tidak pernah menemukan penumpang yang bertindak barbar seperti dorong-dorongan atau memaksakan diri untuk masuk ke kereta. Jalur yang aku tumpangi termasuk jalur sibuk, Central line, sepenuh-penuhnya Central line tidak pernah sepenuh KRL yang aku tumpangi dari Depok menuju Jakarta. Entah mungkin karena negara maju atau memang dari sananya orang-orangnya sudah tertib, tidak ada penumpang yang buru-buru masuk ketika ada penumpang yang hendak keluar. Penumpang yang mau masuk dengan sabar antre dan menunggu di samping pintu serta memberikan jalan pada penumpang yang hendak keluar, sangat berbeda dengan penumpang di Indonesia. Paling banter, commuters London berteriak untuk move in saat penuh meski sebenarnya itu hal yang cukup tidak mungkin juga. Kalau orang Indonesia tidak hanya teriak tapi beneran ngedorong juga. Mungkin fenomena tersebut adalah implikasi dari minimnya armada yang disediakan oleh pihak pemerintah?
  • Sesuai dengan jalur. Maksudnya dari hal ini adalah setiap jalur kereta di London akan benar-benar berhenti di stasiun yang tertera di jalurnya kecuali ada pemberitahuan. Contohnya: Central akan selalu melewati Mile End, Bethnal Green, Liverpool Street, Chancery Lane, St. Paul's, Holborn, dst. Baru setelah ada pengumuman seperti konstruksi di St. Paul's atau penutupan stasiun maka kereta tidak akan berhenti di stasiun yang dimaksud. Berbeda dengan KRL Indonesia, aku pernah mengalami sendiri bahwa Loop line yang melewati stasiun Pasar Senen dan harusnya berhenti di situ malah tidak berhenti tanpa ada pemberitahuan sebelumnya. Sama halnya dengan tram di Antwerp yang tidak bergerak sesuai dengan jalurnya lalu tiba-tiba berhenti di stasiun antah berantah yang tak sesuai dengan jalan yang seharusnya.
  • Daily Cap, diskon, dan Travelcard. Ini merupakan hal penting yang tidak boleh terlewatkan. Daily cap merupakan batas pembayaran harian yang ditetapkan oleh TfL untuk memberi kemudahan dan penghematan pada warga. Jadi dalam satu hari kamu akan diberikan kemudahan Daily Capping agar tidak membayar terlalu banyak dalam menggunakan transportasi di London. Contoh: Daily Cap zona 1 (umum) adalah £6.8 dengan biaya tersebut kamu bisa naik bus 3 kali dan naik tube 1 kali, jika lebih dari itu kamu tidak akan dikenakan biaya alias gratis naik sepuasnya (asal tidak pada saat peak hour). Daily capping untuk students mendapatkan diskon jadi £4.5 per hari. Biaya tersebut sama dengan naik bus tiga kali atau naik tube dua kali, jika ingin jalan-jalan lebih selama masih ada di zona 1 maka tidak akan dikenakan biaya lagi. Penting juga bagi student untuk tahu bahwa ada layanan student discount 30% sehingga tarif naik tube yang semula £2.4 dipotong jadi £1.8 saja. Ada juga layanan Travelcard yang membuat biaya transportasi jauh lebih hemat. Bila Daily Cap per hari sama dengan £6.8 maka diakumulasikan dalam satu bulan bisa mencapai £180, namun dengan Travelcard akan lebih murah jadi £130 atau bahkan £100 saja untuk pemegang Student Oyster Card. Perlu kamu ketahui juga anak-anak yang berusia di bawah 16 tahun memiliki kartu Oyster pelajar (ZipCard) dengan tarif khusus sehingga memungkinkan mereka untuk naik bus gratis atau mendapat diskon lebih besar dari pemilik kartu Oyster Student 16-25.
Yang perlu diperhatikan ketika kamu menggunakan transportasi publik di London adalah sebagai berikut:

  1. Berdiri di kanan, jalan di kiri. Kebanyakan orang Indonesia tidak memahami etika sederhana ini, aku pun dulu juga begitu. Orang kita, kebanyakan berdiri di sisi eskalator manapun tapi etika eskalator ini sangat penting di London. Aku menemukan banyak sekali meme dan juga British yang komplain di Youtube mereka soal turis yang berdiri di sisi kiri eskalator. Jelas sekali di setiap eskalator dipasang tanda untuk berdiri di kanan karena jalan sebelah kiri diperuntukkan bagi mereka yang hendak berjalan. Kalau kamu berdiri di sisi kiri eskalator di London, siap-siap saja disemprot oleh warga lain! Kamu juga perlu perhatikan perbedaan budaya di negara lain. Dari observasiku, Indonesia menganut sistem berdiri di kiri dan jalan di kanan, jadi disesuaikan saja.
  2. Siapkan Oyster Card dan cek saldonya. Sebenarnya sangat menyebalkan bagi antrean bila seorang penumpang tidak segera menyiapkan kartu Oyster mereka saat tap in/out atau malah kekurangan saldo, hal tersebut menghambat mobilitas penumpang lain tentunya. Jadi pastikan kalau kamu berkunjung ke London, kamu punya saldo mencukupi di Oyster Card kamu. Cara isi ulangnya juga sangat mudah kok, mesin isi ulang tersedia cukup banyak di masing-masing stasiun. Berbeda dengan Indonesia dan juga Barcelona yang memiliki mesin isi ulang terbatas.
  3. Perhatikan Penumpang Prioritas dan Norma yang berlaku. Di London, orang-orangnya termasuk friendly dan helpful tapi bukan berarti kalian bisa mengajak bicara random people. Orang British termasuk tipe yang tidak terlalu suka bicara dengan stranger kecuali terdesak, jadi jangan SKSD. Lalu mereka adalah tipe orang yang peduli pada penumpang prioritas (Ibu hamil, orangtua, disabilitas) jadi mereka selalu akan memberikan kursi bagi penumpang yang dimaksud. Masalah peraturan, pengguna tube/bus tidak terlalu ketat. Makan di dalam bus/kereta diperbolehkan yang penting tidak membuang sampah sembarangan, PDA juga diperbolehkan dan tidak ada orang yang protes mengenai hal tersebut, tetap memanggul tas juga diperbolehkan kok asalkan tidak mengganggu orang lain. Peraturan naik tube/bus di London tidak terlalu banyak karena memang orangnya juga sadar diri, berbeda dengan Indonesia. Orang Indonesia harus diberi peraturan ketat terlebih dulu agar sadar diri. Jangankan begitu, diberi aturan pun orang Indonesia masih banyak yang tidak sadar diri kok.
    Tottenham Court Road announcement board, cr: dok. pribadi
  4. Perhatikan pengumuman TfL. Ada banyak cara untuk mengetahui informasi terkini mengenai kelancaran lalu lintas moda transportasi TfL. Bisa dari Citymapper, dengan cara ikuti sosial media mereka, atau melintas di stasiun karena di stasiun selalu ada papan pengumuman mengenai kelancaran traffic hari itu. Yang sangat menarik dari TfL, meski mereka sering sekali gangguan dan selalu ada saja hal yang bikin moda transportasi tidak berfungsi, mereka selalu memberikan informasi tentang hal tersebut agar penumpang tidak kecele. Dan biasanya penanganan suatu masalah di traffic atau stasiun dilakukan dengan cepat, tidak sampai satu hari masalah sudah beres sehingga transportasi tetap jalan terus.
Yah mungkin itu saja yang bisa kusampaikan dalam postingan kali ini. Saking mudah dan teraturnya sistem TfL, hingga saat ini aku masih belum bisa move on. Sementara London sudah struggling dengan moda transportasi mereka sejak abad ke-19, Indonesia baru memulainya. Mungkin memang butuh waktu lama untuk membuat transportasi di Indonesia (re: Jakarta) semakin mudah dan teratur seperti London tapi hal itu tidak mustahil. Oleh sebab itu, sangat dibutuhkan juga kerja sama dari penumpang dan pemerintah selaku penyedia layanan transportasi. Siapa tahu kan aku lama-lama juga jatuh cinta pada KRL, MRT, dan LRT di Jakarta? Yang jelas, dari sekian banyak kota yang aku kunjungi, sistem transportasi London yang masih membekas di hati (mungkin bisa berubah setelah aku pergi ke Korea/Jepang nanti).

Semoga postingan ini berguna, terutama bagi teman-teman yang baru banget datang ke London dan tidak memiliki pengalaman apapun sepertiku. Kalau malas membaca, ya kalian tinggal nge-search keywordnya saja lah. Cheers!🙆

Oh ya, ada sejumlah announcement yang nantinya bakal sangat familiar bagi kalian yang nantinya akan jadi London commuters seperti: "Mind the gap between the train and the platform!" atau "If you see something that doesn't look right, please speak to staff or text British Transport Police on 61016. We'll sort it. See it, Say it, Sort it!"

Me inside Metropolitan line from Uxbridge, cr: dok. pribadi

Comments