Review Gadget: Nokia 4.2, Android 2 Juta Berasa 5 Juta!

Image result for Nokia 4.2


Sejak terakhir kali mengulas LG G4 Stylus di blog ini 3 tahun lalu, aku tidak lagi me-review gadget. Bahkan review gadget terasa so last decade karena aku tidak lagi passionate di dunia IT (tapi sekarang malah bekerja di perusahaan Teknologi juga). Apalagi dalam jarak waktu 3 tahun itu, aku tidak berganti handphone (kecuali nambah) yakni iPhone 7. Lalu apa yang perlu kuulas dari iPhone 7? Tidak ada kan? Jadi aku tidak menuliskan soal kelebihan dan kekurangan iPhone 7. Berbeda dengan Nokia 4.2, sama seperti Nokia X (android) yang juga kutulis di blog ini, niche Nokia ini agak membuat orang sangsi. Jadi perlu ada review khusus untuk produk mereka. 

Mengapa aku memilih Nokia 4.2? Alasannya sederhana, karena dia punya NFC. Apalagi setelah menjadi pengguna iPhone selama dua tahun terakhir, rasanya aku tidak membutuhkan android dengan spesifikasi terlalu muluk-muluk. Kebetulan Nokia 4.2 ini punya spesifikasi yang lumayan tapi harganya tidak terlalu mahal, hanya Rp 2.3 juta saja. Lalu apa saja spesifikasi Nokia 4.2? Menurut GSM Arena adalah sebagai berikut:

cr: GSM Arena
Seperti yang bisa dilihat pada gambar di atas, Nokia 4.2 sudah mendukung jaringan 4G LTE lengkap dengan kamera beresolusi 13 MP dan depth sensor kamera kedua 2 MP. Untuk kamera depan resolusi juga sudah cukup tinggi 8 MP. Connectivity flagship ini sudah mendukung NFC dengan sensor fingerprint, accelerometer, dan proximity. Tidak kalah dari iPhone, Nokia 4.2 sudah mendukung Face ID. Salah satu kelebihan yang menjadikanku menjatuhkan pilihan pada Nokia 4.2 adalah Android One yaitu android murni tanpa tambahan apapun dan dijamin mendapatkan update secara reguler hingga dua tahun ke depan. Jadi masih bisa upgrade hingga android R. Yang menarik lagi, karena android One adalah android murni, tidak ada aplikasi tambahan yang tak bisa diuninstall seperti Babe. Sangat convenient!

Saat aku memutuskan untuk membeli Nokia, sebenarnya banyak orang yang mempertanyakan keputusanku: "Kenapa Nokia?"

Yang pertama, aku sudah pernah memegang Nokia versi android 6 tahun lalu dan aku suka. Android Nokia berbeda dengan android Samsung yang cenderung lebih complicated. Apalagi flagship bawaan Samsung dan juga HP China lainnya lebih cepat panas. UI/UX-nya pun tipikal yang aku suka, nggak ribet. Yang kedua, karena pabrikan Nokia aku jadi percaya bahwa smartphone yang diproduksi akan lebih kokoh dan awet. Memang setelah dipegang, Nokia 4.2 ini terasa lebih kokoh dan tidak rapuh seperti smartphone keluaran Samsung.

Sebenarnya ada bermacam pilihan HP ber-NFC dengan spesifikasi yang jauh lebih unggul dengan harga yang tidak jauh berbeda, tapi pilihanku pada Nokia memang sudah preferensi dari sananya. Apalagi setelah memegang iPhone, rasanya tidak ada HP Android yang ingin banget aku miliki. Yang ketiga, aku memilih Nokia karena budget. Aku tidak mau membeli HP Android dengan harga lebih dari 5 juta, toh nanti harga mereka juga akan turun drastis dalam kurun waktu 2-3 tahun kan?

Image result for Nokia 4.2

Setelah hampir sebulan menggunakan Nokia 4.2, sebenarnya ada sedikit rasa kurang puas. Aku tidak suka display dan kamera Nokia 4.2. Memang tampilannya mewah, berbalut kaca, bila dilihat dari jauh hampir 11-12 tampilannya mirip dengan iPhone. Namun kamera Nokia 4.2 meski telah mendukung fitur bokeh dan beresolusi 13 MP tidak memuaskan. Mungkin ini juga efek akumulasi dari penggunaan iPhone selama satu tahun belakangan ini. Display-nya apalagi, aku memang tak bisa mengharapkan OLED pada flagship yang hanya dibanderol 2 jutaan ini. Display Nokia 4.2 masih IPS dan tidak terlalu berbeda jauh dari LG G4 Stylus yang sudah aku pensiunkan. Yang aku tidak suka lagi, bodi kaca Nokia 4.2 mudah kusam bila tidak diberikan aksesoris tambahan berupa soft case. Padahal kalau dilihat dari jauh sudah tampak mewah dan mahal banget.

Terlepas dari itu, kurang lebih aku suka Nokia 4.2 yang responsif dan memiliki dapur pacu yang cepat. Jarang sekali aku mengalami lag saat menggunakan HP ini, apalagi kalau digunakan untuk nonton video dan main games. Daya tahan baterainya juga bisa mengkompensasi kekurangan-kekurangan yang telah aku sebutkan di atas. Aku hanya perlu mengisi ulang daya satu hari sekali untuk digunakan 1 hingga 2 hari berikutnya. Memang sih port charging masih Micro USB dan menjadi concern di era USB-C saat ini, tapi tidak mengapa masih bisa ditoleransi. Bicara soal isi daya baterai, Nokia 4.2 tidak mendukung fast charging gengs.

Sebelum benar-benar memutuskan untuk membeli Nokia 4.2, sebenarnya aku lebih naksi pada kakak-nya yakni Nokia 6.1 plus atau Nokia 5.1 plus yang spesifikasi lebih bagus dari Nokia 4.2 dengan harga yang tidak jauh berbeda. Sayangnya dua smartphone tersebut tidak dibekali dengan NFC yang mana menjadi konsentrasi utamaku dalam memilih flagship android kali ini. Kalau saja 6.1 plus dan 5.1 plus dibekali NFC, mungkin aku akan mendapatkan best deal ever!

To be concluded, Nokia 4.2 termasuk android murah dengan harga 2 jutaan saja tapi cukup menawan dan terlihat mewah. Sayangnya, ada sejumlah fitur yang memang sengaja di-downgrade untuk mengkompensasi kemewahan HP satu ini. Jadi, semua tergantung lagi pada kebutuhan. Bila memang memiliki concern yang sama denganku, Nokia 4.2 tidak terlalu membuatmu menyesal untuk membelinya. Apalagi pengguna Nokia di zaman sekarang sudah jarang banget kan?

Image result for nokia 4.2

Comments