Review Film: I Care A Lot [2020]

“Do you even hate it when someone with a vagina beat you? Do you think I’m gonna get scared of you because you’re a man? It’s just the opposite. If you ever touch me, insult me, or spit on me again? I will take your balls and penis from your skin, clean off.” - Marla Grayson

Baru anget kemarin film yang dibintangi oleh aktris kesukaanku, Rosamund Pike, dirilis di Netflix. Dan tanpa menunggu hari-hari berikutnya aku langsung nonton. Kalimat di paragraf ini sungguhlah tidak sistematis dan efektif.

Setelah cukup lama nonton film, ya kemarin-kemarin masih nonton film sih cuma rilisan lama atau nonton film Indonesia yang kurang berfaedah, akhirnya aku nonton film "serius" lagi. Sejak aku menonton teaser I Care A Lot diunggah di salah satu Instagram story kenalan, di situ aku langsung excited. Apakah Gone Girl part 2 akan datang? Secara, lakon utama diperankan oleh Rosamund Pike yang berperan sebagai wanita psikopat manipulatif di Gone Girl. What else I should expect then?

I Care A Lot ini disutradarai oleh J Blakeson. Genre film ini sebenarnya adalah dark comedy, cuma ya sampai sekarang aku bingung di bagian mana komedinya itu? Kan seharusnya komedi bikin ketawa ya? Malah daripada disebut sebagai komedi, menurutku film ini lebih tepat disebut sebagai suspense(?). Film ini rilis September 2020 di Kanada dan baru rilis di Netflix Indonesia kemarin, 20 Februari 2021. Reviewer memberikan mixed-review, ada yang kasih pujian soal performa Rosamund Pike, ada juga yang bilang endingnya mengecewakan. Tapi kalau buatku sih, endingnya memuaskan. Lalu, seperti apakah sinopsis film ini?

Marla Grayson (Rosamund Pike) adalah seorang wanita idamanku: tegas, mandiri, berdikari, dan tidak takut terintimidasi. Bahkan di bagian awal film, dia melakukan monolog: "I am poor and I don't like losing, I'm a lioness." Monolog ini seolah-olah menegaskan bahwa lakon utama kita ini adalah wanita yang nggak gampang untuk dikalahkan dan berhati sekuat baja. Marla berprofesi sebagai guardian, yaitu seseorang yang bertanggung jawab legal dan ditunjuk oleh negara bagian untuk merawat para orangtua yang dianggap sudah tidak dapat mengurus diri mereka sendiri. Di US, terdapat sebuah peraturan untuk menunjuk seseorang atau institusi sebagai "legal guardian" atau wali legal bagi anak-anak atau orangtua untuk mengambil keputusan. Nah, si Marla Grayson ini memanfaatkan celah hukum tersebut untuk mengeruk keuntungan bagi dirinya sendiri.

Kok bisa? 

Ya bisa, ketika ditunjuk sebagai "Wali" maka Marla berhak atas aset-aset yang dimiliki oleh orangtua yang dia kirim secara paksa ke panti jompo. Marla ini super cermat dan cerdas soal hal ini, karena prinsipnya cuma satu: dia miskin tapi dia mau jadi orang kaya. Dengan menggunakan celah hukum, dia mencari mangsa dengan berteman dekat dengan seorang dokter lansia. Nah, dokter lansia ini akan memberikan informasi bagi Marla kira-kira lansia mana yang super kaya dan bisa dipaksa untuk masuk ke panti jompo. Kalau sudah masuk panti jompo, si Marla akan mencairkan aset-aset si lansia ini dengan dalih: Kan gue ngurusin dia, dia harus bayar jasa gue dong. Seperti itulah kira-kira.

Salah satu fokus utama dalam cerita ini adalah, Marla yang super cermat dan cerdas ini rupanya membuat kesalahan. Nenek Jennifer Peterson (Dianne Wiest) merupakan salah satu di antara banyak orang yang memiliki koneksi dunia bawah tanah yang kuat dan nggak ada rekam jejak sama sekali soal itu, sehingga Marla pun kecolongan. Marla cuma mengira bahwa si Nenek ini memiliki terlalu banyak aset yang harus segera dikuras habis. Ujung-ujungnya, Marla harus berhadapan dengan musuh yang jauh lebih berbahaya. Dan herannya, bukannya malah takut si Marla malah nantangin. Bahkan dengan arogannya dia bilang: "You know why men always threaten us? Because it's the least they can do. There's no room to be scared in this world if we want to be rich."

Dengan dialog tersebut, mungkin Marla sudah dipuja-puja aktivis feminis masa kini. Marla sudah mendegradasi pria ke level mereka tuh cuma bisa mengancam tapi nggak pernah ada action. "Do you know how many of them (men) have threatened me? Thousands. Do you know how many that really come into actions? Two." Intinya Marla bilang kalau pria itu ngancem cuma gertak sambal doang, makanya jangan takut. Keren banget kan Mbaknya?

Marla ini nothing to lose, dia benar-benar nggak mau melepaskan si Nenek Jennifer kecuali dia dikasih tebusan US$ 10 Miliar (ini kalau dirupiahin banyak banget buset). Nah, di titik ini aku berpikir bahwa meskipun si Marla dikasih duit, dia nggak bakal ngelepas si Nenek Jennifer. I can read what this lady thinks next lol. Hanya saja, plotnya nggak sejalan sama yang aku pikirkan. Ya Marla tetap resisten, sampai di percobaan dia dibunuh pun dia tetap bisa bertahan hidup lho. Udah gila emang. Bahkan dia punya rencana balas dendam yang makin-makin nunjukin kalau dia ini beneran psikopat. Ya mirip lah sama Amy di Gone Girl, mbak Rosamund Pike kalau soal akting jadi psikopat gak ada duanya emang. Lalu endingnya? Ya tonton sendiri aja ya.

Banyak hal yang bisa dipelajari dari prinsip hidup Marla Grayson sebenarnya. Walaupun dia tuh cenderung gila dan oportunis sampai memanfaatkan orang lain dan membuat orang lain menderita karena dia, dia itu ada benarnya. Yang pertama: jangan pernah takut dengan apapun, semakin kita takut maka kita akan semakin membiarkan orang lain menindas kita. Yang kedua: kalau mau jadi kaya ya harus resisten dan nggak gampang menyerah. Untuk soal gak gampang menyerah ini bener-bener deh, kayaknya nggak ada orang se-determined dan sekuat Marla Grayson untuk mencapai mimpinya. Yang ketiga: selalu siapkan back up plan. 

Di satu sisi I Care A Lot ini menunjukkan bahwa lakon wanita itu bisa lho dibikin sekuat itu dan nggak lemah. Di sisi lain, film ini juga menyadarkan kita bahwa memang ada orang-orang yang sengaja mencari celah hukum untuk dimanfaatkan sebagai hal yang menguntungkan dirinya pribadi. Dan yang terakhir, kalau kamu nggak bisa ngalahin seseorang dan nggak mau ngalah sama orang itu, make them your ally. Lebih baik nambah ally yang sama-sama bikin kaya daripada nambah musuh tapi perangnya gak kelar-kelar.

Yang jelas untuk segi akting, dialog, dan plot aku suka banget sih. Meskipun menurutku endingnya agak tidak terlalu memuaskan tapi ending yang diberikan penulis ini realistis. Tragisnya, ya ternyata emang orang jahat itu bakal dapat karma setimpal sama apa yang dia perbuat. Keren banget sih, kalian harus nonton.


Plot★ ★ ★ ★ ½
Akting★ ★ ★  
Musik★ ★ ★ ½ ☆
Grafis★ ★ ★ ½ ☆
Overall★ ★ ★ ★ ☆  

Comments