Bulan Juni kemarin aku terbilang cukup produktif, produktif di luar kegiatan pekerjaan tentu saja. Dan yang kumaksud dengan produktif adalah dengan menonton banyak series. Selain karena nggak ingin nganggur di weekend, kebetulan aku masih mengalami susah tidur. Jalan satu-satunya agar bisa tidur adalah dengan menonton series-series ini. Beberapa series ini juga tidak selesai dalam satu waktu, ada yang bisa kuhabiskan sehari, ada juga yang perlu waktu berminggu-minggu sampai baru selesai di awal Juli. Nah beberapa di antaranya ada yang memang kusuka, ada beberapa di antaranya yang menurutku biasa saja. Ada juga yang kutonton karena penasaran aja. Apa saja series dan film yang kutonton itu?
Pertama, kita akan membahas series baik yang tersedia di Netflix maupun OTT yang kupunya lainnya yakni Disney+. Daftar ini tidak disusun dari yang favorit hingga least favorit, daftarnya random saja. Dan perlu dicatat ada beberapa series yang masih on going namun mulai dirilis bulan Juni lalu, seperti Hospital Playlist, Nevertheless, dan Loki yang berakhirnya masih beberapa waktu ke depan.
- Lupin
Awal tahu Lupin sebenarnya dari halaman utama Netflix, series berbahasa Prancis ini masuk ke dalam series yang sedang populer. Namun saat itu aku masih belum ingin menontonnya karena takut zonk. Baru setelah salah seorang teman nge-post posternya di Instagram story dan bilang bahwa series ini bagus, aku baru mencoba memberanikan diri menontonnya. Lupin berkisah mengenai Heist alias perampokan, tema yang super duper mainstream di perfilman Hollywood. Bedanya, Lupin ini ternyata mengadaptasi kisah Arsene Lupin, the Gentleman Burglar dari buku ciptaan Maurice Leblanc. Kalau selama ini aku cuma tahun Sherlock Holmes yang super keren dengan segala tindak-tanduknya, Lupin ini ternyata nggak kalah keren. Lupin ini berasa antitesis dari Sherlock sang detektif. Dalam series Lupin, tokoh utamanya sebenarnya bukan Arsene Lupin si karakter fiktif dari buku melainkan Assan Diop (Omar Sy) yang sejak kecil memang sudah tertarik dengan kisah-kisah Arsene Lupin. Series ini memiliki dua season dengan jumlah 11 episode saat ini. Series ini nggak cuma mengisahkan soal perampokan, namun mengisahkan cara balas dendam Assane Diop untuk membayar Ayahnya yang dijebak mencuri sebuah kalung berharga. Sayangnya, musuh Assane Diop bukanlah orang biasa jadi jalannya untuk membalas dendam lewat tindakan pencurian ini agak cukup terjal dan bikin gemas. Yang membuat series ini menarik adalah kecerdasan Arsene Lupin yang selalu bisa melewati krisis ketika dia berada di tengah kesulitan. Ya nggak salah kalau temenku merekomendasikan series ini.
Status dari series ini sebenernya sudah End Season 2. Mungkin Netflix akan melanjutkan Season 3 atau tidak? Aku kurang tahu soal itu.
- So Not Worth It (END)
Alasan dari aku menonton series ini sebenarnya nggak jauh-jauh dari fangirling, tapi kali ini bukan DAY6 melainkan Youngjae GOT7. Karena tahu bahwa Youngjae mendapatkan kesempatan berakting, tentu saja aku nggak mau melewatkan dong. So Not Worth It ini bertabur bintang, selain ada Youngjae GOT7 ada juga Minnie G-IDLE serta aktor pendatang baru Shin Hyeun Seung yang berperan sebagai male lead bernama Jamie. Ada juga model kulit hitam Han Hyun Min, Terris Brown, Carson, dan Park Se Wan. So Not Worth It merupakan komedi situasi dengan latar belakang asrama mahasiswa yang berasal dari luar negeri. Jadi di sitkom ini dikisahkan ada sekumpulan mahasiswa dari berbagai negara yang mengalami suka duka hidup di asrama mahasiswa, kehidupan percintaan, dan berbagai macam kesulitan mahasiswa mancanegara di Korea. Untuk sebuah sitkom, sebenernya series ini kadang agak serius juga. Jalinan plotnya rapi dan nyaman untuk diikuti. Jadi, buat kalian yang memang butuh tontonan ringan dan bikin hepi aku sarankan nonton So Not Worth It. Yah walaupun kadang adegannya ini cheesy banget, cuma gak bikin gagal ketawa aja. PS: Di sini karakter paling sial itu Han Hyun Min, udah beruntung dikit eh sial terus. Kasihan banget.
- Naked Director S2 (END)
Sebetulnya aku agak kecewa dengan Season 2 dari The Naked Director ini. Aku tertarik menonton series ini di season awal dulu sebenarnya karena mengangkat isu industri pornografi Jepang. Season 1 dikemas sangat menarik dan membuatku ingin terus menonton. Namun di season 2 ini, entah kenapa rasanya aku ingin berhenti di episode ke-2. Sesuatu yang kuharapkan ada ternyata nggak kejadian. Memang sih di kisah nyatanya juga si Toru Muranishi mengalami kebangkrutan, sebenarnya secara kronologi sudah cukup sesuai dengan apa yang aku baca di Wikipedia. Namun entah kenapa eksekusinya nggak terlalu menyentuh hati. Bukannya bersimpati pada Toru Muranishi, aku malah membenci karakternya di Season 2 ini. Di sisi lain, aku malah bersimpati dengan karakter Kaoru Kuroki dan Toshi. Agak kecewa sudah menunggu selama satu tahun tapi eksekusinya nggak terlalu memuaskan.
- Loki (On-Going)
Meskipun Disney+ sudah masuk ke Indonesia sejak awal tahun ini, nyatanya aku baru memutuskan untuk berlangganan sejak akhir bulan Juni kemarin. Nggak ada motifnya sih. Awalnya karena penasaran apakah pelanggan kartuHALO juga bakal dapat gratisan Disney+? Ternyata nggak, aku harus berlangganan terpisah. Tapi nggak masalah karena film-film yang ditayangkan di Disney+ masih masuk seleraku, terutama kalau lagi kangen marathon film-film Marvel. Nah, yang baru dari Disney+ tahun ini adalah Loki. Sebelumnya aku nggak terlalu tertarik mengikuti series Marvel. Buatku superhero Marvel ini ya mending film aja lah udah gak usah series-series segala. Eh ternyata kok menarik.
Loki dalam series ini diceritakan merupakan variants yaitu individu yang menyimpang dari timeline as you have seen on statistics. Timelinenya mengambil waktu setelah Avengers: End Game. Inget gak waktu Loki kabur menggunakan Tesseract karena Tony Stark dkk mau mencuri Tesseract dari Avengers tahun 2012? Ya begitulah memang agak rumit timeline Avengers ini tapi saling berkesinambungan satu sama lain. Loki yang merupakan variants ini diamankan oleh TVA yaitu sebuah lembaga yang mendisiplinkan variants-variants agar timeline berjalan sebagaimana mestinya. Series ini bisa dibilang agak susah buat dimengerti karena banyak sekali istilah, karakter, dan kejadian yang nggak boleh di-skip. Tapi untuk sebuah series yang on going, sejujurnya aku cukup menikmati. Pusing sih tapi seru banget, Tom Hiddlestone super keren memerankan Loki dalam series ini.
- Hospital Playlist (On-Going)
Nah, kalau yang ini nggak mengecewakan walaupun aku harus menunggu selama satu tahun. Sempet kecewa karena drama ini jatuhnya dibikinnya seasonal tapi nggak papa, mau selama apapun aku bakal tetap menunggu Hospital Playlist. Hospital Playlist masih mengisahkan persahabatan 5 dokter spesialis: Lee Ik Jun (Jo Jung Suk), Chae Song Hwa (Jeon Mido), Kim Junwan (Jung Kyung Ho), Yang Seok Hyeong (Kim Dae Myung), dan Ahn Jeong Won (Yoo Yeon Seok). Di season 2 ini, kapal-kapal yang sudah menunjukkan benih-benih di season 1 mulai berlayar ada Winter Garden dan juga Ik Sun-Jun Wan. Ditambah lagi (dan semoga terjadi) adalah kapal IkSong dan SeokChu. Yang membuat drama ini menarik nggak cuma kapal-kapalannya sih, namun kehidupan para dokternya itu. Di season 2 kalau aku perhatikan ada formulanya, awal serial dimulai dari kabar gembira para dokter yang berhasil memecahkan masalah pasien (berhasil operasi atau pasien sembuh) tapi di bagian akhir akan ditunjukkan bahwa dokter itu juga manusia, ada hal-hal yang berada di luar kuasa dokter untuk menyelamatkan pasien. Kekurangan dari season 2 ini adalah minimnya penampilan Uju serta aku yang sudah lupa akan keberadaan beberapa karakter. Namun dari segi slice of life, drama ini masih jago banget mengemasnya dengan baik.
- Wanda Vision (END)
Nah kalau yang ini aku menontonnya sampai habis dalam satu hari. Jadi ceritanya waktu itu ada teman yang main ke kamar dan aku menawarkannya untuk nonton sesuatu, terpilihlah series Wanda Vision ini. Waktu Wanda Vision baru rilis, aku sengaja nggak menonton karena malas menunggu tiap minggu, kayak Loki. Jadi udah keburu penasaran. Lagipula Wanda Vision merupakan hero yang paling terakhir yang aku sukai dari daftar jadi aku memang sengaja tidak memprioritaskannya. Wanda Vision ini juga mengambil timeline setelah kejadian Thanos, ceritanya si Wanda membawa Vision kabur ke sebuah kota di New Jersey. Ternyata eh ternyata, Wanda mengubah kota tersebut menjadi universenya sendiri. Di sini aku baru menyadari bahwa Wanda Maximoff memang sekuat itu. Wanda berusaha untuk mengatasi alias coping akan rasa dukanya kehilangan Vision dengan membuat universe sendiri untuk membuatnya merasa lebih baik. Di sini Wanda menciptakan keluarga kecilnya bersama Vision yang nggak lama dirusak oleh badan intelijen terkait dan juga sosok penyihir yang bernama Agatha Harkness (Agnes). Kalau di versi komik, Agatha Harkness ini sebenarnya adalah guru Wanda, tapi di sini jadi arch enemy Wanda dan ingin mengambil kekuatan Wanda yang tanpa kita sadari sangat besar. Series ini mengajarkan kita untuk terus move on dan tidak berlarut-larut dalam kesedihan saat ditinggalkan orang tersayang. Series ini juga membuat kita menjadi simpati ke Wanda. Marvel has done a great job by exploring Wanda's background story.
- Nevertheless (on going)
Drama ini merupakan salah satu drama yang lagi hype di kalangan muda-mudi Indonesia. Pasalnya male leadnya adalah Song Kang si anak Netflix dan karakternya super relatable. Song Kang ceritanya jadi Park Jae Eon yang dianggap muda-mudi sini adalah fakboi. Sumpah aku pengen ketawa di bagian ini. Alasan aku nonton drama ini adalah karena Song Kang dan Han So Hee. Kayak kan orang-orang sudah mengidentikkan Han So Hee sebagai Da Kyung si pelakor, nah gimana kalau mbak ini memainkan karakter cewek polos (cenderung bodoh) dalam Nevertheless. Jujur, Han So Hee sukses menjadi Yu Nabi yang mau-maunya dibodohin sama Park Jae Eon sih. Kalimat paling ikonik dari drama sejauh ini adalah "Mau pergi liat kupu-kupu nggak? Di rumahku." Kalimat tersebut mungkin bisa jadi pengganti kalimat: Netflix and chill dan juga Ramyeon Meokgeo Gallae di masa depan. Yang membuatku betah nonton drama ini juga adalah kegemasan pada sikap polos mbak Nabi yang mengingatkanku pada kebodohan-kebodohan masa lalu. Bukannya sedih atau emosi, nonton drama ini suka bikin aku ketawa sendiri karena mbak Nabi sangat polos tapi insecure.
- Move to Heaven (End)
Nah kalau yang ini dramanya penuh dengan tangisan. Dibintangi oleh Lee Je Hoon dan Tang Joon Sang, drama ini menceritakan tentang seorang pemuda berusia 20 tahun yang memiliki Asperger Syndrome. Asperger Syndrome ini masih termasuk ke dalam spektrum autisme yang menyebabkan penderitanya sulit mengenai social clue. Itulah karakter yang diperankan oleh Tang Joon Sang bernama Han Geuru. Han Geuru ini merupakan anak tunggal dari bapaknya yang berprofesi sebagai trauma cleaner. Hal ini juga menarik, karena ternyata di Korea trauma cleaner itu betul-betul eksis. Trauma cleaner ini biasanya disewa oleh keluarga atau dinas sosial atau landlord ketika ada tenantnya yang wafat. Motifnya bermacam-macam, sesuai episode drama ini: ada yang mau uangnya saja, ada yang mau meninggalkan trauma betulan, ada yang ternyata membantu polisi untuk menemukan pelaku dari sebuah kasus pembunuhan. Jujur drama ini menarik karena mengangkat tema yang tidak umum, tapi makin ke episode akhir, tangisannya makin menjadi-jadi. Jadi siap-siap tisu aja pokoknya kalau nonton drama ini.
Nah jadi begitulah, untuk yang film dilanjutkan di lain kesempatan ya!
Comments
Post a Comment
Thank you for visiting my blog, kindly leave your comment below :)
In a moment, I can't reply your comments due to error in my account when replying. But I make sure that I read every single comment you leave here :)